Sesiapa mempunyai artikel yang best serta bersesuaian mengenai Islam yang mahu disiarkan di sini beserta nama anda, sila emailkan kepada admin@loveloveislam.com

We Love Islam Followers

NoAds!"Love Love Islam" adalah sebuah blog non-commercial. Tiada Iklan. Blog ini diwujudkan untuk berdakwah dan ikhlas semata-mata kerana Allah. Promosi dan iklankanlah "Love Love Islam" di blog anda atau di mana sahaja dengan niat untuk berdakwah. Terima Kasih. - Admin Love Love Islam

Thursday, September 30, 2010

Umat Terbaik

Oleh: Jarjani Usman

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran: 110).

Disebut umat terbaik, rasanya membanggakan. Namun yang dimaksudkan sebagai umat terbaik di sini tentunya adalah umat yang mau dan mampu menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar, beriman kepada Allah, serta mampu berbuat baik untuk umat dan makhluk lain, termasuk alam sekitar.

Namun, kalau mencermati kenyataan selama ini, sebahagian di antara kita tak pantas disebut golongan umat terbaik.

Sebahagian orang telah terjerumus menjadi manusia-manusia yang bukan hanya tidak menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar.

Tetapi, ada yang merasa senang kalau orang lain susah dan merasa susah bila orang lain senang.

Kalau terhadap saudara sendiri bisa demikian buruk, apalagi terhadap umat-umat yang lain.

Bukan hanya itu, alam juga sering diperah sembarangan untuk memenuhi hajat pribadi dan di saat yang sama mengabaikan dampak buruk terhadap orang banyak. Perbuatan demikian jelas bertolakbelakang dengan perilaku umat tersebut.

Umat terbaik akan senantiasa menjaga kelestarian alam sekitar sehingga dapat dipergunakan oleh hamba-hamba Allah yang lahir di masa-masa yang akan datang.

Karena itu, sewajarnya kita kembali menata diri untuk masuk segera ke dalam barisan umat terbaik. Dengan cara demikianlah, dunia ini akan damai dan alam akan selalu setia menjadi tempat berkehidupan yang tenteram.

Wednesday, September 29, 2010

Lupa Diri

Oleh: Jarjani Usman

“Qarun berkata: ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku’” (QS. Al Qashash: 78).

Al Qur’an juga disebut sebagai obat bagi manusia. Bila sering mendekati kitab suci tersebut, manusia akan terhindar dari berbagai penyakit, misalnya, penyakit lupa tentang sejarah. Dalam Al Qur’an antara lain diceritakan sekilas sejarah kehidupan Qarun, seorang manusia yang lupa diri.

Ia lupa diri tatkala sudah memiliki harta, suatu penyakit yang kerap menimpa manusia di zaman sekarang.

Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Qarun pernah mengeluarkan kata-kata yang kalau difahami jelas bernada sombong dan lupa diri.

Seakan-akan ilmu yang dimilikinya sudah menjamin dirinya memperoleh banyak harta. Padahal ilmu tidak serta-merta menjamin banyaknya harta.

Harta adalah pemberian Allah, yang akan diberikan bagi siapa saja yang dikehendakiNya dan mau berusaha. Bahkan, harta adalah alat untuk menguji seseorang hamba, yang hanya difahami bagi orang yang tidak lupa diri.

Di zaman sekarang, penyakit lupa diri juga kerap mendera (sebahagian) manusia. Sebahagian manusia juga berperilaku seperti Qarun, menjadi sombong, meskipun tidak diungkapkan dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan.

Banyak orang suka menggunakan harta di jalan yang salah, termasuk memamerkannya, dan enggan menggunakannya di jalan yang sangat dianjurkan Allah.

Karena itu, jangan pernah lupa bahwa apa yang dialami Qarun juga akan dialami manusia sekarang, meskipun dengan cara yang berbeda.

Sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an, Qarun mendapat akhir hidup yang sangat tragis. Ia dan seluruh harta kekayaannya ditelan bumi (QS. Al Qashash: 81)

Anak

Oleh: Jarjani Usman

“Ibrahim berkata, ‘Wahai anakku, sungguh aku telah bermimpi. Dalam mimpiku itu, aku menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini?’ Ismail menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang telah diperintahkan.

Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar” (QS. Ash-Shaffat: 102).

Kata-kata seseorang anak sering memberikan keteguhan hati orang tuanya. Dalam sejarah umat manusia, banyak ditemukan bukti betapa berartinya kata-kata seorang anak, semisal kata-kata anaknya Nabi Ibrahim dan kata-kata anak seorang perias di rumah Fir’aun, Masyitah.

Sewaktu mau menyembelih anaknya, Ismail, Nabi Ibrahim sempat ragu karena rasa kasih sayang seorang ayah memuncak begitu tinggi. Namun, keyakinan Nabi Ibrahim kemudian muncul kembali tatkala anaknya Ismail tiba-tiba menyuruh ayahnya untuk melaksanakan saja hajatnya, sebagai tanda kerelaan kepada Allah.

Perasaan ragu juga sempat muncul tatkala Masyitah yang sedang menanti hukuman mati karena menjaga keimanannya kepada Allah.

Di depan kuali besar, Masyitah masih diberikan kesempatan oleh algojo untuk memilih hukuman mati dengan tetap beriman kepada Allah atau tidak dihukum bila mau mempertuhankan Fir’aun.

Di saat keraguan memuncak, apalagi mengingat anak-anaknya yang masih kecil-kecil, Masyitah tiba-tiba mendengar sepenggal kata dari anaknya yang masih kecil yang memintanya untuk tetap memilih hukuman mati demi Allah.

Lantas, dengan penuh keyakinan ia bersama anak-anaknya melompat ke dalam belanga yang penuh dengan air mendidih.

Demikianlah anak-anak orang beriman, seringkali menjadi peneguh keyakinan orang tuanya di jalan keimanan.

Namun, tidak demikian umumnya anak-anak orang biasa, yang kerap mengeluarkan kata-kata yang membuat orang tuanya menempuh jalan sesat.

Tidak sedikit orang tua yang terjerumus ke jalan salah karena ingin memenuhi keinginan anak-anaknya yang meminta ini itu di zaman sekarang.

Tuesday, September 28, 2010

Zakat barang-barang perniagaan

Oleh: AKHISALMAN

AMARAN KERAS KEPADA ORANG YANG ENGGAN MENGELUARKAN ZAKAT

Firman Allah swt:

وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْراً لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya meyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (180 ali imran)

وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَـذَا مَا كَنَزْتُمْ لأَنفُسِكُمْ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam,

lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

34 dan 35 at-Taubah

APAKAH ZAKAT BARANG-BARANG PERNIAGAAN

Ianya adalah barang-barang yang dniagakan selain dari emas, perak dan wang. Tidak kiralah ia berbentuk alat-alat, tanah-tanah, binatang, tanam-tanaman, pakaian dan seumpama dengannya yang diniagakan.

Ianya merangkumi barang kemas yang diniagakan dan tanah yang diniagakan. Adapun rumah tempat tinggal dan premis perniagaan tidak perlu dizakatkan.

DALIL KEWAJIPAN ZAKAT

Para ulama telah bersepakat bahawa wajibnya zakat barang-barang perniagaan. Ini berdasarkan firman Allah swt:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ


Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik (267 alBaqarah)

Mujahid berkata : Ianya turun pada zakat barang-barang perniagaan.

Nabi saw bersabda:

في الإبل صدقتها وفي البقر صدقتها وفي الغنم صدقتها وفي البز صدقته

“ Wajib mengeluarkan zakat unta, wajib menegeluarkan zakat lembu, wajib mengeluarkan zakat kambing dan wajib mengeluarkan zakat pakaian dan senjata yang diniagakan.”

Hadis riwayat Hakim dan Dar Qutni.

SYARAT-SYARAT ZAKAT

Syarat-syarat zakat barang yang disepakati para ulama:

1. Sampai Nisab

(kadar minumumnya) iaitu nilai 85 emas atau 595 gram perak. Hendaklah merujuk kepada pakar emas untuk mengetahui nilai emas semasa.

2. Cukup setahun hijrah.

Ini berdasarkan hadis :

لا زكاة في مال حتى يحول عليه الحول

“ Tidak wajib zakat sehinggalah berlalunya setahun.”

Hadis riwayat Abu daud dengan sanad yang hasan.

Maksudnya dari mula sehingga cukup setahun calendar hijrah kadar nisab diatas.

3. Niat untuk untuk diniagakan

Barang-barang zakat perniagaan adalah barang-barang yang dibeli atau dimiliki dengan tujuan untuk diniagakan.

Ini adalah 3 syarat yang disepakati oleh kempat-empat mazhab utama. Disana terdapat syarat-syarat yang tidak disepakati yang tidak disebut disini.

CARA PENILAIAN HARTA PERNIAGAAN UNTUK ZAKAT

Peniaga menilai barang-barang perniagaannya apabila cukup setahun mengikut calendar hijrah dengan nilai semasa hendak mengeluarkan zakat. Apabila cukup nisab (nilai 85 gram emas) maka hendaklah dia keluarkan 2.5 peratus daripadanya.

ADAPUN KEUNTUNGAN IANYA DIKELUARKAN MENGIKUT ZAKAT HARTA

Haji dan tekad untuk berubah.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya Allah yang kamu sembah” (QS. Al-Baqarah: 172).

Seorang ulama sufi bertanya kepada seorang sahabatnya yang telah menunaikan ibadah haji, “Ketika melakukan Ihram, apakah kamu bertekad mengharamkan dirimu terhadap semua yang diharamkan oleh Allah?” Pertanyaan itu membuat sahabatnya bersedih dan bahkan menangis, karena merasa tidak memiliki tekad demikian waktu itu. Akibatnya, ia merasa dirinya belum sempurna melaksanakan ibadah haji.

Pertanyaan semacam itu penting kiranya ditanyakan kepada diri kita, terutama yang akan berangkat ke Tanah Suci. Tujuannya agar benar-benar siap ketika melaksanakan ibadah Haji dan menjadi manusia yang berakhlak layaknya calon penghuni surga, sebagaimana balasan yang dijanjikan bagi yang mendapat haji mabrur.

Apalagi, ada di antara kita, meskipun telah menunaikan ibadah haji, belum berubah perangai buruknya. Perbuatan-perbuatan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya masih gemar dilakukan, meskipun sudah dipanggil Haji. Bahkan, gelar Haji membuat sebahagian orang merasa dirinya telah berderajat lebih tinggi dari derajat orang-orang yang belum menunaikannya.

Padahal, tidak akan pernah bersatu antara yang baik dengan yang buruk. Sesuatu yang buruk, bila digunakan untuk yang baik, akan tertolak dengan sendirinya. Tak terkecuali bekal untuk beribadah haji. Bila dipaksa menggunakan yang buruk, maka akan lahir kejahatan-kejahatan lainnya, seperti rasa ujub, takabur, riya’, dan sejenisnya. Apalagi Allah memastikan bahwa yang diterimaNya hanya yang baik-baik saja. Dengan demikian, salah satu tanda belum hajinya seseorang bila belum bertekad untuk bertahan di jalur kebaikan.

Monday, September 27, 2010

Sempurnakah amal anda?

“Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, disangka air oleh orang yang haus, namun ketika didatangi air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun …” (QS. An Nur: 39).

Perasaan telah banyak amalan kebaikan yang dilakukan berpeluang menyergap hati setiap insan. Namun, sebanyak apapun seseorang beramal, yang pasti hasilnya tidak sebaiknya mengagung-agungkannya. Kerana itu terlebih baik merasa kuatir kalau-kalau apa yang telah diamalkan tidak diterima Allah kerana berbagai alasan. Dengan memiliki perasaan kuatir seperti ini, seseorang akan tergerak untuk berusaha semaksima mungkin agar amalannya diterima. Apalagi besar kemungkinan, bagi yang diterima amalnya pun, pahalanya telah menjadi fatamorgana. Maksudnya, limpahan pahala dari Allah yang dirasakan seolah-olah ada, tetapi sesungguhnya telah musnah sama sekali.

Hal ini terjadi bagi orang-orang yang gemar melakukan perbuatan ingkar atau kuffar, seperti melakukan kerusakan. Termasuk juga mengadu domba, ghibah(mengumpat),hasad dan dengki, membunuh hamba-hamba Allah sesuka hatinya atau merebut hak-haknya secara tidak sah dan berbagai lagi kemungkaran. Seperti Firman allah SWT " Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi "(QS. al-Qasas: 77).

Tentunya, siapapun yang menyadari singkatnya hidup di dunia ini sama sekali tidak ingin amalannya menjadi fatamorgana. Kerana itu, sebaiknya kita tidak hanya pandai beramal, tetapi juga pandai menjaga amalnya. Perlu menjaga kesempurnaannya sekaligus membersihkan pengganggu-pengganggunya, agar iman kita tumbuh subur dengan memandu akhlak dan perilaku kita sesuai dengan kehandal Islam hingga akhir hayat.

3 amalan jadi perisai harungi dugaan

http://www.kosmo.com.my/kosmo/pix/2008/0328/Kosmo/Famili/fa_01.2.jpg

Oleh Prof Madya Dr Engku Ahmad Zaki Engku Alwi

Muslim wajib beristiqamah, istikharah, istighfar untuk raih keredaan Illahi

JUNDUB Ibn Sufyan menerangkan, Rasulullah SAW pada suatu hari berada di dalam sebuah peperangan sedangkan anak jari Baginda sudah berdarah. Maka berkatalah Rasulullah SAW: Engkau hai anak jari tiada lain melainkan anak jari yang sudah berdarah dan di jalan Allah apa yang engkau deritai. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Nabi pernah menyatakan tekanan paling berat yang pernah dirasakan Baginda ketika berhadapan kaum Quraisy ialah apa yang pernah Baginda deritai pada Hari Aqabah di Mina ketika pergi ke Taif untuk berdakwah.

Baginda berharap penduduk Taif akan menerima dakwah dan melindunginya daripada keganasan puak Quraisy. Namun, sebaliknya pula berlaku apabila Baginda diusir dan dikasari hingga luka berdarah.

Dalam peristiwa ini Allah SWT mengutuskan malaikat untuk membantu Baginda membalas puak menentang itu dengan cara membinasakan mereka seperti yang berlaku pada kaum sebelumnya.

Sebagai nabi, Baginda tidak terburu-buru. Baginda menolak bantuan itu dan masih mengharap supaya kaum itu diberikan kesedaran dan mereka tidak dibinasakan kerana perlakuan mereka itu disebabkan kejahilan.

ISLAM sebagai pegangan hidup serba lengkap dan menyeluruh mengajar setiap Muslim supaya berpegang pada tiga amalan utama apabila berdepan dengan persoalan hidup iaitu istiqamah, istikharah dan istighfar.

Istiqamah membawa maksud tetap teguh dan terus mempertahankan pendirian asal, tidak berganjak dan tidak mundur ke belakang biar selangkah juga. Biar apa terjadi dan bakal dihadapinya, pendirian asal tetap dipertahankan walaupun nyawa dan jasadnya menjadi bahan pertaruhan. Pentingnya istiqamah ini, diriwayatkan seorang lelaki datang bertanya kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah! Beritahulah kepadaku satu pegangan hidup dalam Islam yang tidak perlu lagi aku ajukan soalan lain.
Lantas Baginda menjawab dengan bersabda maksudnya: Katakanlah! Aku beriman kepada Allah, kemudian tetap teguhlah (beristiqamahlah) pada pendirian itu. (Hadis riwayat Muslim)

Jika iman yang bertapak di sudut jiwa seseorang kukuh dan mantap, maka dia adalah seorang yang benar-benar beristiqamah dalam ruang lingkup kehidupannya.
Sebaliknya, jika imannya amat tohor dan nipis, maka dia mudah terpedaya dengan godaan dan pesona dunia.

Justeru, iman sewajibnya diisi dan dijana menghiasi jiwa seseorang Muslim terlebih dulu hingga mantap dan kukuh supaya mampu bertahan menepis segala badai cubaan serta dugaan.
Istikharah pula antara saluran untuk Muslim memohon petunjuk Ilahi dalam setiap langkah, sekali gus memohon pertimbangan yang jitu dalam setiap keputusan.

Sebenarnya setiap insan mempunyai pilihan dan kebebasan untuk berbuat apa saja.

Namun, menurut perspektif Islam tidak ada kebebasan mutlak tanpa batasan bagi Muslim mengaku beriman kepada Allah.
Dengan kata lain, Muslim terikat dengan peraturan ditetapkan Allah dalam menjalani kehidupan ini.

Oleh itu, seorang Muslim sewajibnya berfikir banyak kali dan meletakkan neraca Ilahi sebelum berucap mahupun bertindak.
Dalam hal ini, Muslim dianjurkan untuk selalu berdoa ke hadrat Allah memohon petunjuk hidayah ke arah jalan yang lurus.

Kata-kata hikmat berfikirlah untuk hari ini dan berbicaralah untuk hari esok sepatutnya menjadi cermin diri dan sumber inspirasi bagi setiap Muslim.
Apabila terfikir sesuatu ucapan atau perbuatan yang boleh menyakiti orang lain, maka hendaklah dia bersabar.

Sebaliknya jika ucapan atau tindakannya itu jika difikirkan baik, maka
hendaklah dia teruskan walau apa pun risikonya.

Maka benarlah sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: Tidak akan rugi seorang yang sentiasa beristikharah, tidak akan kecewa seorang yang sentiasa bermusyawarah dan juga tidak akan miskin seorang yang hidupnya sentiasa berjimat cermat. (Hadis riwayat Tabrani)

Akhirnya istighfar, amalan bermuhasabah dan seterusnya memohon keampunan kepada Allah atas kelemahan, kekurangan dan kedaifan diri kerana setiap manusia tidak dapat lari daripada melakukan kesilapan.

Tetapi, setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan pada hakikatnya adalah penyakit yang akan merosak dan menghancurkan hidup manusia. Oleh itu, segala kesalahan dan dosa hendaklah dihindari setiap Muslim.

Tidak sedikit musibah dan bencana yang menimpa manusia sejak akhir-akhir ini sebenarnya berpunca daripada kesalahan dan dosa mereka sendiri.
Maka, inilah masanya paling sesuai bagi bermuhasabah dan seterusnya memanjatkan doa keampunan ke hadrat Ilahi supaya diampuni segala dosa.

Adakalanya kehidupan masyarakat dilanda musibah demi musibah yang tidak henti-henti disebabkan dosa masa lalu dan tidak pula pernah disucikan melalui amalan istighfar atau taubat. Jika itulah sebabnya, maka tidak ada penawar yang mujarab melainkan beristighfar dan bertaubat kepada Allah.

Allah merakamkan kisah Nabi Hud dalam al-Quran yang sepatutnya menjadi teladan dan peringatan seperti firman-Nya yang bermaksud: Dan wahai kaumku! Mintalah ampun kepada Tuhan kamu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya, supaya Dia menghantarkan kepada kamu hujan lebat serta menambahkan kamu kekuatan di samping kekuatan kamu yang sedia ada; dan janganlah kamu membelakangkan seruanku dengan terus melakukan dosa! (Surah Hud, ayat 52)

Begitulah sunnah kehidupan ini yang tidak pernah sunyi daripada cabaran dan dugaan melanda hidup manusia.

Maka, untuk selamat dalam perjalanan hidup yang penuh liku ini setiap Muslim wajib menghiasi dirinya dengan amalan istiqamah, istikharah dan istighfar supaya berjaya meraih keredaan Ilahi, sekali gus meraih kesejahteraan serta kebahagiaan hidup dunia akhirat.
Pedoman: Penderitaan Rasullulah SAW

JUNDUB Ibn Sufyan menerangkan, Rasulullah SAW pada suatu hari berada di dalam sebuah peperangan sedangkan anak jari Baginda sudah berdarah. Maka berkatalah Rasulullah SAW: Engkau hai anak jari tiada lain melainkan anak jari yang sudah berdarah dan di jalan Allah apa yang engkau deritai. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Nabi pernah menyatakan tekanan paling berat yang pernah dirasakan Baginda ketika berhadapan kaum Quraisy ialah apa yang pernah Baginda deritai pada Hari Aqabah di Mina ketika pergi ke Taif untuk berdakwah.

Baginda berharap penduduk Taif akan menerima dakwah dan melindunginya daripada keganasan puak Quraisy. Namun, sebaliknya pula berlaku apabila Baginda diusir dan dikasari hingga luka berdarah.

Dalam peristiwa ini Allah SWT mengutuskan malaikat untuk membantu Baginda membalas puak menentang itu dengan cara membinasakan mereka seperti yang berlaku pada kaum sebelumnya.

Sebagai nabi, Baginda tidak terburu-buru. Baginda menolak bantuan itu dan masih mengharap supaya kaum itu diberikan kesedaran dan mereka tidak dibinasakan kerana perlakuan mereka itu disebabkan kejahilan.

Siapa yang akan menghancurkan ISRAEL?

Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah SAW menjelaskan: “Akan muncul dari Khurasan  bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu dipacakkan di Eliya (al-Quds)“. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad). Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang mempertahankan kekuatan Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan Rasul-Nya pasti akan terlaksana.
Dimanakah Negara Khurasan itu?
hancurkan israel

hancurkan israel
Khurasan adalah satu kawasan/wilayah yang sudah tidak wujud lagi dalam peta dunia. Wilayah Khurasan yang dimaksudkan di dalam hadis itu meliputi kawasan Kabul, Afghanistan, Uzbekistan, sebahagian kecil Iran, sebahagian kecil Pakistan, memanjang ke Barat China meliputi wilayah Xinjiang sampai ke Yunnan. Wallahualam.
Jika dari Afghanistan, tak lain tak bukan pasukan bendera hitam ialah Taliban yang dinaungi Al-Qaeda.
hancurkan israel
Bendera Al-Qaeda dari wikipedia:
hancurkan israel
Bendera yang digunakan oleh pejuang Taliban.
hancurkan israel
Wallahualam tapi antara negara lain yang lantang menentang Israel yang termasuk negara Khurasan ialah Iran. Siapa tak kenal Perdana Menterinya yang serba zuhud Mahmoud-Ahmadinejad.
Aku kongsikan gambar yang diterima melalui email, gambar betapa hebatnya sambutan Majlis Tadarus yang di Iran. Aku yakin mereka yang hadir ke majlis mulia ini adalah ikhlas kerana Allah bukan kerana politik dan wang.
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
hancurkan israel
Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. (HR. Ahmad)
Benarkah mereka adalah calon Ashhabu Rayati Suud yang dijanjikan? Tidak hairanlah Yahudi dan Barat seboleh-boleh hendak menghapuskan Taliban, Al Qaeda dan sedang melancarkan kempen anti nuklear di Iran. Wallahualam.

Sunday, September 26, 2010

Harta, kuasa tidak membahagiakan tetapi mengapa diburu?

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-1Km4Keu6QizdXOhdZAYfKd0hF-fPHwo4jwfaGWYwIC465XM&t=1&usg=__T_QxUXPkwGV7iSlZKDwg9oKRqSQ=


Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang; selawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w.

Renungan
Bersabda Rasulullah s.a.w. bermaksud: "Sesiapa yang membaca Ayat Al-Kursi pada penghujung setiap solat fardu (iaitu selepas solat), tidak akan menegahnya daripada masuk syurga melainkan ianya meninggal dunia." - Hadis diriwayatkan oleh Imam Nasai' dan Ibnu Hibban di dalam sahihnya daripada Abu Umamah.
***

CUTI Aidilfitri yang panjang memberi kesempatan kepada saya menatap lambakan buku di rumah saya. Entah kenapa kali ini saya tertarik dengan buku-buku karangan Allahyarham Hamka termasuklah Tafsir Al-Azhar daripada Juzuk 1 sampai 30 yang telah saya himpun sejak puluhan tahun lalu.

Apabila mengulang pembacaan kitab karangan Hamka, sedarlah saya bahawa apa ditulis Allahyarham adalah relevan dengan perkembangan semasa termasuklah tribulasi yang terpaksa dilalui rakyat yang berusaha bergerak di jalan lurus seperti perjuangan menegakkan keadilan dalam masyarakat.

Hamka atau nama sebenarnya, Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Prof, Dr) sudah lama meninggalkan kita (kembali ke rahmatullah pada 24 Julai 1981 di Jakarta), tetapi mutiara ditinggalkannya begitu berkesan di hati. Dalam salah satu bukunya ‘Lembaga Hikmat’ (terbitan Pustaka Dini), antara lain beliau menulis mengenai penderitaan batin orang kaya, besar dan ternama. Apabila mengulang baca buku ini, mahu tidak mahu saya mengaitkannya dengan kisah kematian ngeri jutawan komestik, Datuk Sosilawati Lawiya dan tiga orang lain yang ada kaitan dengan beliau.

Ternyata kaya, berkuasa dan masyhur itu bukanlah faktor kebahagiaan, persoalannya mengapa perkara ini menjadi buruan orang? Dalam bab ‘Kehidupan Batin Dari Orang Besar’ dalam ‘Lembaga Hikmat’, antara lain Hamka menulis: “Meskipun pada penglihatan orang-orang di luar, raja-raja besar itu hidup dalam kemewahan dan kemegahan, namun pada adatnya, kemewahan dan kemegahan itu hanya nampak dari luar saja. Banyak sekali orang-orang demikian menanggung kesengsaraan dan kesusahan yang tiada terperikan.”

Namun dalam menjalani penghidupan di dunia yang singkat ini (hadis menyatakan tempohnya bagaikan seorang pengembara berteduh di bawah sebatang pokok sebelum meneruskan perjalanan jauh), manusia melakukan pelbagai tipu muslihat untuk menumpuk kekayaan dan menempa kemasyhuran.

Ada penipuan dilakukan secara terang-terangan, seolah-olah sah dari segi undang-undang. Disebabkan rutin kehidupan saya berkaitan dengan pengangkutan awam (terutama bas ekspres), saya akan mendedahkan bagaimana sebuah syarikat ternama membolot kesempatan untuk menjadi kaya raya di atas penderitaan orang ramai.

Syarikat bas ekspres yang saya maksudkan mengenakan surcaj musim perayaan sebanyak 10 peratus bagi hampir perjalanan basnya. Surcaj ini sebenarnya hanya boleh dikenakan melalui khidmat bas tambahan tetapi syarikat berkenaan telah memperdaya penumpang, menyatakan khidmat bas bagi perjalanan biasa telah habis ditempah, jadi orang ramai perlu membayar lebih bagi bas tambahan yang kononnya bertolak lima minit lambat daripada jadual asal.

Misalnya jadual asal perjalanan adalah 8.00 malam tetapi pada tiket dicop 8.05 malam, sedangkan bas itu bukan bas tambahan tetapi bas asal yang sepatutnya bertolak jam 8.00 malam. Sebagai penumpang setia yang hampir setiap hari menggunakan perkhidmatan syarikat bas berkenaan, saya boleh sahkan bas itu bukan bas tambahan; tiada dua bas bergerak hampir serentak.

Jika sebuah bas membawa 35 penumpang, dengan mengekanakn surcaj RM2 setiap penumpang, wang haram sebanyak RM70 sudah dikutip; kalau dalam sehari ada 20 perjalanan bagi sesuatu destinasi maka duit haram sebanyak RM1,400 sudah dikutip. Jika 10 hari surcaj dikenakan, duit haram (yang diperah daripada penumpang) yang ditompokkan sudah menjadi RM14,000. Itu bagi satu destinasi, jadi bayangkan berapa banyak wang dapat dikumpulkan jika syarikat perkenaan menjalankan perkhidmatan ke 10 destinasi manakala surcaj lebih tinggi dikenakan bagi perjalanan lebih jauh (misalnya RM5 bagi tiket RM50).

Demikianlah keghairahan manusia termasuk syarikat menipu untuk menumpuk kekayaan dan membina kemasyhuran, tetapi hakikatnya untuk apa? Seperti dinyatakan, hidup ini adalah singkat saja sedangkan harta bertimbun dan kemasyhuran tidak mampu membawa manusia ke tingkat kebahagiaan, bahkan membawa kepada kesengsaraan hidup dan kemusnahan semata-mata!

Seorang rakan membawa nasihat menginsafkan bahawa kenikmatan sama ada dari segi kepuasan nafsu makan minum, pemilikan harta benda, seksual dan keperluan duniawi lain hanyalah bersifat sementara yang pada bila-bila masa boleh ditarik Allah SWT dalam sekelip mata.

Katanya, apa guna makanan dan minuman begitu lazat dilambakkan di meja sedangkan awak sudah dihinggap kencing manis atau lebih parah lagi apabila pelbagai penyakit sudah bersarang dalam tubuh? Demikian juga dengan duit bertimbun-timbun dalam akaun bank sedangkan untuk makan seulas durian pun anda tidak boleh?

Selain menipu dan merompak untuk membina kekayaan ada orang bersifat lebih dahsyat iaitu memfitnah orang dalam membina kekuasaan dan kemasyhuran diri yang sudah pasti bagi memuaskan nafsu alat antara lutut dan pusat (tentunya nafsu makan dan seksual).

Berhubung perkara ini Hamka yang telah dipenjarakan selama dua tahun lebih oleh rejim Orde Lama Sukarno, menulis dalam kitabnya, Tafsir Al-Azhar, Juzuk 1: “...manusia-manusia berjiwa kecil, yang menyangka bahawa dengan berbuat dan menyusun fitnah, hasad dengkinya bisa (boleh) dilepaskan, yang merasa diri BESAR kerana pangkat, akan kembali menjadi kepinyuk kecil setelah pangkatnya ditanggalkan daripada dirinya...Zaman bergilir, ada yang naik dan ada yang jatuh, dunia tiada kekal.”

Maka relevan sungguh apa yang diperkatakan Hamka jika kita amat-amati pelbagai peristiwa mutakhir di negara kita ini. Kita dapat saksikan bagaimana seorang ketua sebuah organisasi keselamatan, terpinga-pinga apabila dilucutkan jawatannya.

Bagi orang perjuangan amat-amati apa ditulis oleh Hamka ini agar mereka sedar sama ada perjuangan masing-masing berada di landasan benar atau tidak. Kata Hamka: “Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan, bahawanya tanda alamat orang yang berjalan atas yang hak ialah apabila dia mati dihantarkan jenazahnya ke pusaranya oleh ribu-ribu manusia, dengan sukarelanya sendiri.”

Tentunya kita tidak tahu bagaimana keadaan masa kita mati nanti, tetapi kita boleh merasakan naluri hati sendiri sama ada ramai orang akan bersedih dengan kematian kita atau mereka tertawa gembira kerana kejahatan kita sudah berakhir dengan kematian kita atau lebih teruk lagi mereka akan kencingkan kubur kita!

Saturday, September 25, 2010

Beberapa Wasiat Penting bagi Org yang akan Melaksanakan Ibadah Haji/Umrah

Dalam kitabnya "at-Tahqiiq wal Idhah…" asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baaz Rahimahullaah menyampaikan beberapa nasihat dan wasiat kepada orang yang akan melaksa-nakan ibadah haji. Kami rangkum dalam be-berapa point penting sebagai berikut :

Wajib bagi seorang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah untuk benar-benar mengikhlaskan niatnya karena Allah semata, dan mengharapkan balasan yang baik di akhirat kelak.

Berupaya semaksimal mungkin untuk menghindar dari tujuan-tujuan yang ber-sifat duniawi atau riya' dan sum'ah serta kebanggaan dalam melaksanakan ibadah-nya, karena semua itu merupakan tujuan yang jelek dan penyebab gugurnya pahala amal ibadah.

Segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya dari seluruh perbuatan dosa, berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Ta'ala :

"…Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, agar kamu memperoleh kemenangan." (QS. An-Nuur : 31)

Mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah diambil atau dirusak, dalam bentuk harta, kehormatan atau yang lainnya.

Menggunakan nafaqah (harta) yang halal dan baik dalam melaksanakan haji dan umrah. Berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam :

"Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla itu baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik (pula)." (HR. Muslim)

Hendaknya ia belajar dengan benar tentang hal-hal yang disyari'atkan dalam haji dan umrah, memahaminya dan bertanya (ke-pada orang yang mengetahui) jika ada per-masalahan yang sulit baginya.

Mencari teman perjalanan yang baik, taat dan takwa, serta faham dalam agama dan menjauhi orang-orang yang jahil dan fasik.

Dalam perjalanan hendaklah memper-banyak dzikir, istighfar dan do'a, serta merendahkan diri dihadapan Allah I, membaca al-Qur-an, memelihara shalat berjama'ah, memelihara lisan dari ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat, seperti bercanda,berdusta, ghibah, mengadu domba dan lain sebagainya.

Senantiasa berbuat baik terhadap teman-temannya, menahan diri dari menyakiti mereka, beramar ma'ruf dan nahi munkar dengan cara hikmah dan peringatan yang baik semampunya.

Tanda Kekuasaan Allah SWT

Dari Email,

Assalamualaikum,

Semalam 18 September 2010 surau Darulsalam (Pok Bakar) depan stesen minyak ESSO Paka telah mengadakan jamuan Hari Raya Aidil Fitri.

Seekor lembu telah disembelih dan dagingnya telah dimasak singgang untuk jamuan.

Kebetulan petang itu selepas solat zohor Ustaz Saiful datang makan. Semasa tengah makan tu berita gempar dari anak Pok Bakar yang sedang menambah lauk di khemah perempuan telah terjumpa kalimah Wallahu. (Allah) disekeping daging yang dihidangkan, tidak sampai beberapa minit terjumpa satu ketul daging lagi serupa kalimah Allah lagi. Ramai yang sempat merakamkan gambar ketulan daging tersebut.

http://i420.photobucket.com/albums/pp285/isuhangat/3-68.jpg

Pada sebelah pagi semasa siang daging lembu itu tersebut daging tak habis untuk dilapah, sehingga dah dimasak 2 kawah daging masih lagi tak habis disiang.


Pok Bakar pun merasa hairan kenapa daging ni menjadi banyak. Harga seekor lembu hanya RM 2,400 jer.
Jamuan sampai lepas solat asar masih ada lagi.

Itu lah dia kekuasan Allah SWT.

Wallahualam.

http://i420.photobucket.com/albums/pp285/isuhangat/1-74.jpg

http://i420.photobucket.com/albums/pp285/isuhangat/2-70.jpg

Friday, September 24, 2010

Teladan Nabi Yusuf

“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan” (QS. Yusuf: 55).

Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, pemuda Yusuf yang kemudian menjadi Nabi pernah meminta jawatan. Beliau mengajukan diri untuk diangkat sebagai bendaharawan. Mencermati ucapan dan jejak Yusuf, Raja pun menerima permohonan itu. Namun hal ini tidak seperti orang kebanyakan, Nabi Yusuf sengaja menawarkan diri untuk jabatan bendaharawan karena memiliki sejumlah pengalaman.

Pertama, Nabi Yusuf pandai menjaga diri dari hal-hal yang berkemungkinan menjerumuskan dirinya. Ini jelas suatu syarat berkenaan dengan kematangan moral, yang amat penting dimiliki siapapun, lebih-lebih pegawai yang mengurus soal wang. Kalau mampu menjaga diri dari godaan, seseorang pegawai akan terlindung marwahnya. Namun kalau tidak, akan terhina dan dipandang tidak berguna ilmu pengetahuan atau gelaran walau tinggi manapun.

Kedua, Nabi Yusuf memiliki kematangan ilmu pengetahuan dalam bidang tersebut. Secara tidak langsung, beliau mengajak kita untuk mematangkan pengetahuan dalam suatu bidang bila ingin meraih suatu jawatan. Dengan kata lain, di samping moral, kemampuan atau profesionalisme adalah syarat penting bagi setiap orang yang diamanahkan sesuatu jawatan.

Secara yang jelas kita mengakui bahawa kematangan-kematangan seperti ini jarang dimiliki oleh sebahagian penjawat atau pemimpin sesebuah pejabat sekarang ini. Banyak orang yang berani meminta jawatan, meskipun dirinya pincang dalam persyaratan tersebut. Akibatnya, banyak orang terjerumus dan menjerumuskan orang lain kekancah yang merosakkan seperti rasuah, penindasan, tidak amanah ketika memegang suatu jawatan.

Thursday, September 23, 2010

Teladan kisah Umar Abd Aziz

“Aku berlindung kepada Allah daripada perbuatan yang tidak aku pegangi dan amalkan sendiri” (Umar bin Abdul Aziz r.a.)
Betapa indah dan makmur sesebuah negera bila terdapat beberapa pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz r.a. Pada masanya, Umar bukan hanya sempat menjawat sebagai seorang gabernur Madinah, tetapi juga khalifah. Banyak hal yang dirindukan rakyatnya dari perilakunya.

Misalnya, Umar bin Abdul Aziz sentiasa hidup sederhana, baik ketika masih menjadi rakyat, maupun ketika sudah menjadi gubernur dan khalifah. Harta negara selalu dipisahkan dari harta pribadinya. Bahkan, lampu minyak pun selalu dipisahkan antara yang diperuntukkan untuk kepentingan negara dan untuk kepentingan pribadinya.

Suatu hari, anaknya datang menghadapnya untuk membicarakan sesuatu. Begitu diketahui yang ingin dibicarakan tentang masalah pribadi, ia langsung mematikan lampu yang dihidupkan dari wang negara atau wang rakyat. wang rakyat tidak boleh digunakan sedikitpun, kecuali untuk kepentingan rakyat. Begitulah Khalifah Umar, yang senantiasa merasa takut kepada Allah dalam hidupnya, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.

Sekarang ini, jarang ada pemimpin yang demikian. Harta milik pejabat, seperti kenderaan rasmi , kerap digunakan untuk kepentingan pribadi, meskipun itu sudah jelas dilarang.

Semuga sekelumit kisah ringkas Khalifah Umar Abdul Aziz di atas menjadi teladan yang berguna kepada kita semua.

Dengki Penghancur Kebaikan

Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud).

Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Kullu dzi ni’matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).

Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yang dirugikan bukanlah orang yang didengki, melainkan si pendengki itu sendiri. Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Ia merugi dunia dan akhirat.” (‘Aunul Ma’bud juz 13:168)

Hilangnya pahala itu hanyalah salah satu bentuk kerugian pendengki. Masih banyak kebaikan-kebaikan atau peluang-peluang kebaikan yang akan hilang dari pendengki, antara lain:

Pertama, mengalami kekalahan dalam perjuangan. Orang yang dengki perilakunya sering tidak terkendali. Dia bisa terjebak dalam tindakan merusak nama baik, mendiskreditkan, dan menghinakan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia membayangkan akan merusak citra, kredibilitas, dan daya tarik orang yang didengkinya. Dan sebaliknya, mengangkat citra, nama baik dan kredibilitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian. Rasulullah saw. bersabda:

Dari Jabir dan Abu Ayyub Al-Anshari, mereka mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada seorang pun yang menghinakan seorang muslim di satu tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tempat yang ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorang pun yang membela seorang muslim di tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang ia menginginkan pembelaan-Nya.” (Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabrani)

Kedua, meruntuhkan kredibilitas. Ketika seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk, hasutan, dan demarketing kepada pihak lain, jangan berangan bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tidak membuka mata terhadap realitas, tidak dapat berpikir objektif, atau memang sudah “satu frekuensi” dengan si pendengki. Akan tetapi banyak pula yang mencoba melakukan tabayyun, cari informasi pembanding, dan berusaha berpikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berpikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pendengki. Orang yang memiliki hati nurani ternyata tidak senang dengan fitnah, isu murahan, atau intrik-intrik pecundang. Di mata mereka orang-orang yang bermental kerdil itu tidaklah simpatik dan tidak mengundang keberpihakan.

Orang yang banyak melakukan provokasi dan hanya bisa menjelek-jelekkan pihak lain juga akan terlihat di mata orang banyak sebagai orang yang tidak punya program dalam hidupnya. Dia tampil sebagai orang yang tidak dapat menampilkan sesuatu yang positif untuk “dijual”. Maka jalan pintasnya adalah mengorek-ngorek apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan sesuatu yang baik di mata pendengki bisa disulap menjadi keburukan. Nah, mana ada orang yang sehat akalnya suka cara-cara seperti itu?

Ketiga, mencukur gundul agama. Rasulullah saw. bersabda, “Menjalar kepada kalian penyakit umat-umat (terdahulu): kedengkian dan kebencian. Itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengatakan bahwa penyakit itu mencukur rambut, melainkan mencukur agama.” (At-Tirmidzi)

Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Akan tetapi Islam yang dibawa oleh orang yang di dadanya memendam kedengkian tidak akan dapat dirasakan rahmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki itu tidak mampu untuk sekadar menyungging senyum, mengucapkan kata ‘selamat’, atau melambaikan tangan bagi saudaranya yang mendapat sukses, baik dalam urusan dunia maupun terkait dengan sukses dalam perjuangan. Apatah lagi untuk membantu dan mendukung saudaranya yang mendapat sukses itu. Dengan demikian Islam yang dibawanya tidak produktif dengan kebaikan alias gundul.

Keempat, menyerupai orang munafik. Perilaku dan sikap pendengki mirip perilaku orang-orang munafik. Di antara perilaku orang munafik adalah selalu mencerca dan mencaci apa yang dilakukan oran lain terutama yang didengkinya. Jangankan yang tampak buruk, yang nyata-nyata baik pun akan dikecam dan dianggap buruk. Allah swt. menggambarkan perilaku itu sebagai perilaku orang munafik. Abi Mas’ud Al-Anshari –semoga Allah meridhainya– mengatakan, saat turun ayat tentang infaq para sahabat mulai memberikan infaq. Ketika ada orang muslim yang memberi infaq dalam jumlah besar, orang-orang munafik mengatakan bahwa dia riya. Dan ketika ada orang muslim yang berinfak dalam jumlah kecil, mereka mengatakan bahwa Allah tidak butuh dengan infak yang kecil itu. Maka turunlah ayat 79 At-Taubah. (Bukhari dan Muslim)

Benarlah ungkapan seorang ulama salaf: “Al-hasuudu laa yasuud (pendengki tidak akan pernah sukses).” (Kasyful-Khafa 1:430).

Kelima, tidak mampu memperbaiki diri sendiri. Orang yang dengki, manakala mengalami kekalahan dan kegagalan dalam perjuangan cenderung mencari-cari kambing hitam. Ia menuduh pihak luar sebagai biang kegagalan dan bukannya melakukan muhasabah (introspeksi). Semakin larut dalam mencari-cari kesalahan pihak lain akan semakin habis waktunya dan semakin terkuras potensinya hingga tak mampu memperbaiki diri. Dan tentu saja sikap ini hanya akan menambah keterpurukan dan sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun untuk mewujudkan kemenangan yang didambakannya.

Keenam, membuat gelap mata dan tidak dapat melihat kebenaran. Dengki membuat pengidapnya tidak dapat melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri; dan tidak dapat melihat kelebihan pada pihak lain. Akibatnya, jalan kebenaran yang terang benderang menjadi kelam tertutup mega kedengkian. Apa pun yang dikatakan, apa pun yang dilakukan, dan apa pun yang datang dari orang yang dibenci dan didengkinya adalah salah dan tidak baik. Akhirnya, dia tidak dapat melaksanakan perintah Allah swt. sebagaimana yang disebutkan dalam ayat, “Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang- orang yang mempunyai akal.” (Az-Zumar:18)

Ketujuh, membebani diri sendiri. Orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh iri dengki hidupnya menanggung beban berat yang tidak seharusnya ada. Bayangkan, setiap melihat orang lain yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat untuk tersenyum, dan yang lebih bahaya hatinya semakin penuh dengan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Enakkah kehidupan yang penuh dengan perasaan itu? Tentu saja menyesakkan. Dalam bahasa Al-Qur’an, bumi yang luas ini dirasakan sumpek. Seperti layaknya penyakit, ketika dipelihara akan mendatangkan penyakit lainnya. Demikian pula penyakit hati yang bernama iri dengki. Bila dia tidak dihilangkan akan mengundang penyakit-penyakit lainnya. Maha Benar Allah yang telah berfirman, “Di dalam hati mereka ada penyakit maka Allah tambahkan kepada mereka penyakit (lainnya).” (Al-Baqarah: 10)

Betapa sulitnya kita menghimpun kebaikan dan meraih kemenangan. Maka janganlah diperparah dan dipersulit dengan membiarkan dengki menguasai hati kita. Mari berlomba dalam kebaikan. Allahu a’lam.

Ujian

Oleh: Jarjani Usman

“Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan (semuanya) sebagai ujian” (QS. Al Anbiya: 35).

Sering bagi orang kebanyakan menyebut ujian atau cobaan ketika seseorang atau dirinya mendapatkan suatu keburukan.

Namun, sangat jarang menyebut ujian ketika mendapatkan kebaikan, seperti ketika mendapatkan harta yang banyak, jabatan tinggi, dan pendidikan tinggi.

Padahal kalau disadari, tak kalah dahsyatnya cobaan atau ujian bagi seseorang yang memperoleh hal-hal seperti itu.

Tak jarang didapati, seseorang yang berubah sikapnya secara drastis dari ramah menjadi sombong ketika sudah menjadi kaya atau mendapatkan suatu jabatan tinggi.

Seakan-akan harta yang banyak atau jabatan tinggi menjadi lapik tempat berdiri setingkat kepala orang lain dengan terus-menerus memandang langit hingga mata menjadi rabun, sehingga tak lagi mampu mengenali teman-teman lama atau rakyat yang membutuhkan perhatian.

Orang-orang yang seperti ini biasanya menjadikan kawan lamanya sebagai batu loncatan ke puncak, dan akan meloncat kembali ke sana di saat tak lagi berada di puncak.

Demikian juga keadaan yang kadangkala menimpa orang-orang yang sudah meraih pendidikan tinggi.

Memiliki gelar yang tinggi membuat sebahagian orang merasa dirinya terlalu rendah bila mengajar di tingkat rendah.

Akibatnya, sebahagian orang merasa lebih baik tak mengajar bila harus mengajar di tingkat rendah.

Padahal semakin kaya, tinggi jabatan, dan tinggi pendidikan, semakin besar kewajiban dan kekuatan seseorang untuk menunjukkan kepedulian seseorang kepada orang lain, tanpa membeda-bedakan.

Namun, bila mengabaikan hal-hal yang wajib dilakukan, dengan sendirinya seseorang akan gagal meraih kesuksesan dalam suatu ujian atau cobaan.

Wednesday, September 22, 2010

Kahwin Kerana Apa?

13 Syawal 1431 H
Oleh: AKHISALMAN

Nabi saw bersabda:

"1. Sesiapa yang mengahwini wanita kerana kehebatan dunianya , Allah hanya menambah kehinaan padanya.

2. Sesiapa yang mengahwini wanita kerana hartanya, Allah hanya menambah kepapaan kepadanya.

3. Sesiapa yang mengahwini wanita kerana keturunannya, Allah hanya menambah kerendahan padanya.

4. Sesiapa yang mengahwini wanita hanya kerana untuk menjaga pandangannya, memelihar farajnya atau untuk menyambung silaturrahim, Allah akan memberkati lelaki tadi pada isterinya dan memberkati isterinya pada lelaki tersebut."

Hadis riwayat at-Thabrani

Oleh itu kita kena lihat booster pendorong kepada perkahwinan kita. Ini sangat penting terutama lelaki yang akan mengetuai keluarga. Ini bagi memastikan perkahwinan kita diterima disisi Allah swt.

JADILAH LELAKI YANG TERBAIK

Lelaki perlu lebih bersdia untuk bahtera perkahwinan lebih dari wanita. Lelaki perlu melayan sebaiknya kepada isteri seprti Rasulullah saw melayan para isterinya. Nabi saw bersabda:

" Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik adalah orang paling baik kepada isterinya, akulah orang yang paling baik kepada isterinya."

Hadis riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim

JANGAN JADI DAYUS

Jangan pula salah anggap bahawa lelaki yang baik ini lelaki yang mengikut semua kemahuan isteri sehingga membuat perkara yang dilarang. Begitu juga sanggup mempertahankan rumah tangga walaupun pasangan tersebut menyebabkan runtuhnya iman dan akhlaknya. Nabi saw bersabda:

" 3 golongan yang tidak masuk syurga 1. Penderhaka ibu bapa 2. lelaki yang dayus 3. wanita yang menyerupai wanita."

Hadis yang baik sanadnya seprti dinyatakan oleh pengarang kitab " safwatul ahkam."

Lelaki perlu mengajar perkara yang wajib kepada isterinya seperti ilmu akidah, solat, zakat, puasa, pernikahan, muamalat (jual beli Islam), pembersihan hati dan lain-lain. Kalau dia tidak mampu si lelaki wajib mengajak isterinya pergi kelas pengajian seumpama ini.

Bagi pendapat saya kelas muamalat jarang ada di malaysia kerana kuliah malam kebiasaannya adalah tajuk umum. Lebih kepada kelebihan dan dakwah. Ilmu yang lebih mendalam terutamanya muamalat adalah jarang diajar.

PASANGAN MUSUH

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Hai orang-orang mu'min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Surah al-Munafiqun ayat 14

Menurut sebab penurunan ayat ini di dalam hadis2 yang sahih adalah kerana lelaki2 yang berada di mekah hendak belajar ilmu Islam dari Rasulullah di madinah. Namun pasangan mereka yang merayu dan menghalang untuk belajar ilmu Islam.

Kemudian turun ayat ini. Sepatutnya perkahwinan menyebabkan bertambah rajin untuk menuntut ilmu, berama ibadah dan berkerja untuk Islam tetapi yang terjadi sebaliknya berlaku. Pasangan yang berkahwin hendaklah pastikan ke3 perkara tadi bertambah selepas perkahwinan iatu ilmu , amal dan kerja Islam.

Inilah keredaan tuhan dalam perkahwinan. Hanya Salah satu dr tadi bertambah juga tidak memadai kerana 3 perkara ini adalah saling melengkapi. Setakat seronok , happy, bg makan, hubungan kelamin , rumah , perlindungan diri mdan lain2 binatang pun boleh bagi hehe. Oleh itu pilihla pasangan elok2 samada lelaki atau perempuan.

NABI YANG SPORTING KEPADA ISTERINYA

Kalau perkara yang tidak dilarang sisuami hendaklah cuba melayan dan memenuhi kehendak isterinya seperti mana baginda bersama isterinya. Ini beberapa peristiwa Nabi melayan isterinya:

1. Nabi berlumba lari dengan aisyah (hadis BUkhari)

2. Nabi memanggil penyanyi pada hari raya untuk aisyah mendengarnya (hadis sahih)

3. Nabi bagi peluang kepada aisyah untuk melihat permainan tombak oleh org2 habsyah. Masa tu aisyah berada dibelakang nabi dan pipinya rapat dengan pipi Nabi. (hadis sahih Bukhari)

4. Aisyah dan Saodah melawak dengan depan Nabi. Mereka saling ambil makanan dan letak di muka madunya.

MUNAJAT

YA ALLAH DIRI INI TIDAK LAYAK MENDAPAT JODOH LANTARAN DOSA,

TIDAK LAYAK UNTUK MENDAPAT JODOH YANG BAIK LANTARAN DOSA2,

TIDAK LAYAK MENDAPAT ZURIAT YANG BAIK LANTARAN DOSA2,

TIDAK LAYAK MASUK SYURGA MU LANTARAN DOSA2,

TETAPI DENGAN RAHMAT MU KAMI BERHARAP AGAR ENGKAU BERIKAN KAMI JODOH YANG BAIK , YANG MENGHIBUR KAMI , YANG TAAT PADA KAMI, YANG MENEGUR KESALAHAN KAMI DENGAN BAIK, MENDAPAT ZURIAT YANG BAIK DAN MASUK KE DALAM SYURGA MU DENGAN PASANGAN KAMI DI DUNIA.

YA ALLAH TERIMALAH KAMI ..

TERIMALA DIRI INI

TERIMALAH DIRI INI.

Menjauhi sifat dengki

Oleh : Ustadz Muhammad bin Ahmad Assegaf

اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَ تُعَدُّ , وَ عَلىَ إحْسَانِهِ الَّذِيْ لاَ يُحَدُّ وَ عَوَّذَ نَبِيَّهُ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ وَ الصَلاَةُ وَ سَلاَمُ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اْلكَامِلْ فِى اْلحَسَبِ وَ النَّسَبِ عَلىَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ . اَمَّا بَعْدُ

Ikhwani, melanjutkan pembicaraan kita tentang macam-macam penyakit hati, kali ini kami akan menjelaskan singkat tentang hasad atau dengki. Sifat hasad atau dengki ini adalah juga termasuk penyakit hati yang mesti kita hindari.

Arti hasad atau dengki ialah apabila seseorang merasa sempit hati, serta kurang senang, melihat orang lain memperoleh nikmat/karunia dari ALLAH, baik dalam urusan agama ataupun dunia, serta mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut, senang melihat orang lain susah, tidak mempunyai rahmat dan belas kasihan serta suka berprasangka buruk terhadap orang lain. Semua itu ialah sifat-sifat yang membinasakan.

ALLAH SWT telah memerintahkan Rasulullah SAW agar senantiasa berlindung dari sifat dengki. Dalam surat Al-Falaq ayat 5, ALLAH berfirman,

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Dan dari kejahatan pendengki, apabila ia mendengki.”

Rasulullah SAW bersabda,

إيَّاكُمْ وَ الْحَسَدَ , فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلَ الْحَسَنَاتِ , كَمَ تَأْكُلَ النَّارِالحَطَبِ

“Jauhilah diri kalian dari sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan (pahala) kebajikan sebagaimana api membakar kayu.”

Dalam sabdanya yang lain Rasul berpesan,

لاَ تَجْتَمِعُ فِي خَوْفِ عَبْدٍ , اَلْإيْمَانُ وَالْحَسَدُ
“Tidak akan berkumpul di dalam batin seorang hamba itu iman dan dengki.”

Hadist ini amat berat. Dari hadist ini dapat kita pahami bahwa orang beriman tidak akan memiliki sifat dengki. Jikalau mempunyai sifat dengki, berarti ia belum beriman (belum sempurna imannya).

Rasulullah SAW bersabda,

ثَلاَثٌ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُنَّ أَحَدٌ : اَلْحَسَدُ , وَ الظَّنُّ , وَ الطِّيَرَةُ . أَفَلاَ اُنَبِّئُكُم بِالْمَخْرَجِ مِنْ ذَللِكَ : إذَا حَسَدْتَ فَلاَ تَبْغِ وَ إذَا ظَنَنْتَ فَلاَ تُحَقِّقِ , وَ إذَا تَطَيَّرْتَ فَامْضِ

“Tiga perkara yang tidak akan terlepas seseorang dari padanya, sifat dengki, prasangka buruk dan memandang sial terhadap sesuatu. Maukah engkau kutunjukkan jalan keluarnya. Jika engkau mendengki, jangan melampaui batas. Jika engkau berprasangka buruk, jangan engkau benarkan. Dan jika anda merasa sial, maka teruskanlah1.”

Orang yang mendengki hendaknya melawan perasaan hatinya dengan memuji orang yang didengki, serta memuliakan dan membantunya. Ini adalah cara yang paling mujarab untuk menghilangkan perasaan dengki.

Rasulullah SAW bersabda,

لاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَبَاغَضُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا
“Janganlah engkau saling mendengki, janganlah membenci, dan janganlah saling bermusuhan.”

Lukman Al-Hakim berpesan kepada anaknya,

“Wahai anakku, waspadalah dari sifat dengki, karena ia merusak agama dan melemahkan jiwa serta menimbulkan penyesalan. Wahai anakku, tiada bencana yang lebih berat penderitaannya daripada kesombongan. Tiada kesedihan yang lebih menyusahkan penderitaannya daripada kedengkian.”

Itulah sebagian dari penyakit hati yang harus kita waspadai dan kita jauhi. Semoga ALLAH SWT mengampuni dosa–dosa kita, serta membersihkan jasmani, hati dan ruh kita. Amin.
--------------------------------------------------------------------------------
1. Maksudnya, jangan membatalkan perkara yang anda cita-citakan semata-mata karena menganggapnya sial.

Khasiat Kurma, Kismis & Madu

Oleh: nina mazrina

Sabda Rasulullah s.a.w

"Berilah makan buah kurma kepada isteri-isteri kamu yang hamil, kerana sekiranya wanita hamil itu memakan buah kurma, nescaya anak yang bakal dilahirkan itu menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas pemikirannya."

Kebaikan Kurma Ketika Mengandung dan Bersalin adalah amat baik sekali jika puan mengamalkan memakan buah kurma semasa mengandung kerana ini akan memudahkan bersalin nanti. Semasa bayi dilahirkan, buah kurma juga dicalitkan sedikit di lelangit bayi.

Ingat tak kisah dimana Maryam hanya memakan buah kurma semasa melahirkan nabi Isa a.s. Buah kurma tidak mengandungi gula yang merbahayakan malah ia merupakan makanan Rasullullah s.a.w.

Puan janganlah risau kerana takut diserang kencing manis.Apa yang harus puan buat, makanan manis2 yang lain puan jauhkanlah. Buah kurma tidak merbahayakan kesihatan kerana ianya mengandungi banyak khasiat.

1) KURMA

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Rumah yang tidak ada kurma di dalamnya, akan menyebabkan penghuninya kurang sehat".

"Berilah makanan kurma pada wanita yang hamil sebelum dia melahirkan, sebab yang demikian itu akan menyebabkan anaknya menjadi seorang yang tabah dan bertakwa (bersih hatinya)".

Abu Abdillah a.s. bersabda:

"Buah kurma adalah salah satu buah yang berasal dari syurga dan dapat mensirnakan pengaruh sihir".

Abu Abdillah a.s. bersabda:

"Orang yang memakan 7 buah kurma yang baik sebelum sarapan, maka pada hari itu dia tidak akan tertimpa racun, sihir dan tidak diganggu setan".

Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. bersabda:

"Barangsiapa memakan 7 buah kurma yang baik, maka cacing-cacing yang ada di perutnya akan mati".

2) KISMIS

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barangsiapa memakan kismis merah sebanyak 21 biji setiap hari sebelum sarapan pagi, maka dia tidak akan tertimpa penyakit kecuali kematian".

"Biasakanlah memakan kismis karena kismis dapat menghilangkan kepahitan (empedu/cairan kuning), menghilangkan lendir, menyehatkan badan, membaguskan rupa, menguatkan saraf dan menghilangkan letih"..

Imam Ali a.s. bersabda:

"Barangsiapa memakan 21 biji kismis merah, maka dia tidak akan melihat pada jasadnya suatu yang tidak disenangi".

"Kismis dapat menguatkan jantung, menghilangkan penyakit, menghilangkan panas dan memulihkan kesehatan jiwa".

Pada riwayat lain dari Abi Ja'far At-thusi disebutkan bahwa kismis dapat menghilangkan lendir dan menyehatkan jiwa".

3) MADU

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barangsiapa minum madu setiap bulan dengan niat melakukan nasehat Al-Qur'an,
maka Allah SWT akan menyembuhkannya dari 77 penyakit".

"Barangsiapa ingin memiliki hafalan yang kuat hendaklah dia meminum madu".

"Sebaik-baik minuman ialah madu karena dia dapat mengkonsentrasikan hati dan menghilangkan dingin yang ada di dalam dada".

"Allah SWT telah meletakan berkah di dalam madu dan menjadikannya sebagai obat dari rasa nyeri, dan madu telah didoakan oleh 70 Nabi".

Dari Imam Ali a.s. beliau bersabda:

"Madu adalah obat dari segala penyakit, tiada penyakit di dalamnya, ia dapat menghilangkan lendir dan membersihkan hati".

Dari Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s., beliau bersabda:

"Rasul saw sangat menyenangi madu".

Dari Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s., beliau bersabda:

"Biasakanlah dirimu memperoleh dua obat yaitu meminum madu dan membaca Al-Quran".

Tuesday, September 21, 2010

Andaikan

Oleh: Jarjani Usman

“Kalau kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk berarti kamu telah berbuat buruk atas dirimu pula” (QS. Al Isra’: 7).

Jelas sekali disebutkan dalam ayat di atas bahwa semua berpulang kepada diri kita sendiri.Bukan hanya kebaikan yang kita perbuat, tetapi juga keburukan.

Tentang kebaikan, dapat disimak dalam kisah berikut.Suatu hari Rasulullah mengantar jenazah. Setelah itu, beliau mendatangi rumah duka untuk menenangkan keluarganya.

Pada saat itu, beliau sempat menanyakan kepada isteri yang meninggal tentang wasiat yang ditinggalkannya. Pihak isteri memberitahukan bahwa sebelum meninggal, suaminya sempat mengucapkan “Andaikan” beberapa kali. Salah satunya adalah: “Andaikan semuanya…”

Pihak isteri tidak tahu maksudnya. Lalu Rasulullah memastikan bahwa itu kebaikan. Sebab, yang meninggal dunia pernah dengan hati yang ikhlas memberi makan seseorang dengan setengah dari makanannya, sedangkan yang setengah lagi dimakan untuk sendiri.

Di saat mau meninggal dunia, ia diperlihatkan pahala dari perbuatan baiknya itu, sehingga keluar kata-kata dari mulutnya, “Andaikan makanan itu semua diberikan kepada orang yang sedang lapar itu.”

Kisah ini mengajak kita untuk tak pernah merasa rugi sedikitpun kalau berbuat kebaikan, meskipun terhadap orang yang tak punya hubungan keluarga. Semua makhluk Allah, sehingga Allah akan membalas kepada siapa saja yang berbuat baik kepada makhluknya. Lebih-lebih membantu sesama manusia.

Istiqamah

“Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu ucapan sehingga aku tidak perlu bertanya lagi kepada orang lain. Rasulullah s.a.w. menjawab, “Ucapkanlah ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian hendaklah engkau beristiqamah’” (HR Muslim).

Dapat difahami dari apa yang dikemukan Rasulullah dalam hadits di atas bahwa beriman itu amat penting, namun yang lebih penting lagi untuk tahap selanjutnya adalah beristiqamah atau menetapkan hati dalam keimanan. Apalagi imannya seseorang boleh mengalami pasang surut setiap saat. Paling menyedihkan bila surut iman seringkali dialami orang setelah sempat berusaha sekuat-kuatnya untuk pasangkan (imannya) di waktu bulan Ramadhan.

Tentunya sangat malang bagi manusia yang hidup dalam keadaan iman surut atau bahkan tidak beriman. Sebab, mungkin sahaja ajal akan menjemput di saat sedang demikian. Sedangkan Allah sudah mengingatkan dalam al-Qur’an agar jangan sekali-kali mati kecuali dalam keadaan beriman atau dalam keadaan Islam.

Meskipun diingatkan secara berulang kali namun manusia diberikan pilihan untuk mati dalam keadaan beriman atau sebaliknya. Masih banyak manusia yang tidak mampu mengawal hidupnya, sehingga akhirnya mendapati dirinya mati dalam keadaan tanpa beriman. Buktinya, tidak semua orang mampu bertindak lurus atau tetap hidup sesuai dengan tuntunan iman. Malam beriman, siangnya sudah berubah diwaktu malamnya.

Malah timbul kebimbangan di waktu sekarang bila orang yang bergelar Islam sudah sanggup bunuh orang lain dan membunuh diri. Sedangkan Hukum bunuh diri sangat jelas iatu "tidak mencium bau syurga" dan tjenazahnya tidak layak dikebumikan di perkuburan Islam.

Monday, September 20, 2010

Kemalangan Mengerikan

"Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri” (QS. Al Isra: 15).

Menyaksikan kemalangan dijalanraya, seketika muncul rasa ngeri dan takut. Lebih ngeri lagi kalau diri kita sendiri yang mengalaminya. Sesungguhnya kalau direnungi, tidak sedikit manusia mengalami kemalangan setiap hari. Malah Indek kematian dari kemalangan maut sehingga jumaat lepas ialah 16.2 orang dalam tempoh sehari di Malaysia.

Begitu juga dalam melakukan perjalanan hidupnya, manusia terus menerus melanggar batas-batas yang telah digariskan dalam ajaran Allah. Begitulah kehidupan manusia yang tidak mendapat hidayah dan petunjuk dari Allah.

Menurut sebahagian ulama, antara manusia dengan hidayah ibarat mata dengan cahaya matahari. Meskipun manusia mempunyai mata, manusia akan susah berjalan di alam ini bila tidak ada cahaya matahari. Sebaliknya, akan susah juga berjalan bila ada cahaya matahari tetapi tidak punya mata. Dengan demikian, manusia memerlukan cahaya untuk memudahkan melakukan perjalanan dan tidak mengalami kemalangan dalam hidup ini.

Tentunya, cahaya dari Allah selalu ada. Agar bisa memanfaatkannya, manusia tidak boleh selalu tertidur. Perlu membuka matanya lebar-lebar untuk menemukan cahaya dari Allah. Namun demikian, Allah menegaskan bahwa tidak akan diberikan hidayah kepada orang-orang yang menempuh jalan kefasikan dan kezaliman atau kejahatan lainnya. Kerana itu, penting sekali berusaha membersihkan jalan kita ini untuk mendapatkan hidayah dari Allah.

Semuga Ramadhan yang telah berlalu selama 10 hari lepas telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam dalam menididik rohani dan jasmani kita kearah lebih taat kepada Allah dan sentiasa merasa ngeri kepada dosa-dosa sekiranya kita melanggar batas-natas yang telah ditentrukan oleh Allah.

Sunday, September 19, 2010

Hikmah Solat Untuk Kesihatan


Oleh Profesor Madya Dr Fatimah Ibrahim
Jabatan Kejuruteraan Bioperubatan Fakulti Kejuruteraan Universiti Malaya


Kebaikan solat terbukti dalam kajian yang telah dijalankan. Dianggarkan ramai kumpulan sasaran yang akan mendapat manfaat daripada klinik solat ini. Jelas terbukti membongkar kebaikan solat dari perspektif sains benar-benar melangkaui kemungkinan.

Rasullullah s.a.w memerintahkan kaum muslimin agar mengikut cara bersolat baginda seperti dalam hadis Rasulullah yang bersabda:"Solatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku solat" - Riwayat Bukhari dan Muslim.

Hikmah solat dalam kedudukan berikut:


Berdiri
* Pastikan badan berada dalam satu garis lurus, beban badan di letakkan di kedua-dua kaki.
* Otot atas belakang badan berada dalam keadaan rehat.
* Otot-otot kedua tangan berada dalam keadaan istirehat sepenuhnya.

Rukuk
* Merehatkan sepenuhnya otot bahagian bawah belakang.
* Meregangkan otot paha dan betis.
* Melembutkan otot-otot perut dan buah pinggang.
* Melembutkan ruas tulang belakang untuk mengurangkan kesakitan waktu bersalin.

Sujud
* Melancarkan aliran darah dan aliran limfa.
* Membantu proses pengepaman jantung dan mengelakkan (pengerasan salur darah).
* Menguatkan otot-otot dada.
* Melancarkan aliran darah ke otak.
* Memulihkan kedudukan rahim.

Duduk antara dua sujud
* Melancarakan aliran darah ke kawasan bawah badan.
* Mengurut otot bahagian bawah badan.
* Merawat otot-otot yang tercedera selepas bersalin.
* Merawat buasir.

Duduk tahiyat
* Posisi kaki seumpama rawatan ‘akupunktur’ mengurut telapak kaki yang mewakili organ-organ dalam badan.
* Merawat buasir.
* Merawat penyakit berkaitan alat kelamin lelaki.

Memusing kepala untuk memberi salam
* Menguatkan otot leher.
* Menghilangkan sengal dan lenguh bahagian leher.

Solat Tarawih dan Puasa Terhadap Kompisisi Badan
* Menguatkan otot dan meningkatkan kadar pembakaran lemak.
* Lemak kurang dalam salur darah – kekenyalan salur darah meningkat dan rintangan berkurang.
* Puasa tidak akan mengakibatkan nyahhidrasi pada sel tubuh badan.
* Sebaliknya, kandungan air di dalam sel badan semakin meningkat.
* Pergerakan Solat Tarawih lebih selama 140 minit dalam satu sesi adalah konsisten dengan tahap senaman sederhana untuk melebihi 150 minit seminggu dan puasa pula merupakan diet yang baik.
* Aktiviti ini dapat meningkatkan kadar pembakaran lemak sekaligus merendahkan lemak dan nilai glukosa.

Kesimpulan:

Solat umpama senaman ringan dan berpuasa umpama diet yang baik. Kegiatan ini boleh meningkatkan kadar pembakaran basal dan menurunkan kolestrol badan. Justeru ia dapat mengelakkan penyakit jantung, stress, kolestrol dan kegemukan. Pergerakan yang dilakukan semasa solat telah dibuktikan dapat memulihkan fungsi otot-otot dan merawati sakit pinggang. Postur dan pergerakan solat boleh digunakan sebagai salah satu rawatan pemulihan alternatif untuk menyembuhkan atau mengurangkan sakit pinggang, bukan sahaja kepada penghidap sakit pinggang kronik, tetapi juga disyorkan kepada wanita mengandung tanpa mengira bangsa dan agama.

Kesilapan solat berjemaah

KESALAHAN MAKMUM
1. Tidak bersegera menempati saf pertama bagi orang yang datang lebih dahulu
Sebahagian orang datang cepat ke masjid dan melihat banyak tempat yang masih kosong di saf pertama, tetapi lebih suka di duduk saf belakang , ada yang sengaja duduk saf belakang agar boleh bersandar pada tiang atau dinding masjid.
Semua ini menyalahi perintah Nabi SAW agar bersegera menempatkan di saf pertama.
Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا
“Seandainya manusia mengetahui pahala yang terdapat dalam azan dan saf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi, niscaya mereka melakukannya”(HR. Bukhari dari Abu Hurairah RA )

Dan Rasulullah SAW mengancam bagi orang yang sengaja bahkan bersenang lenang di saf belakang/akhir.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ تَقَدَّمُوا فَأْتَمُّوا بِي وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّهُ
Rasulullah SAW melihat ada yang mengambil saf belakang. Maka Nabi SAW bersabda: majulah kalian dan ikutilah aku, dan hendaklah yang setelah kalian mengikuti kalian. Kaum yang senantiasa mengambil saf akhir akan diakhirkan Ta’ala dari rahmat-Nya. (HR. Muslim dari Abu Sa’id al Khudriy)
2. Tidak menegakkan (meluruskan dan merapatkan) shof sholat berjama’ah
Menegakkan saf adalah hal yang sangat penting atas dasar prinsip  dalam solat berjamaah.
Sabda Rasulullah SAW :
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ
“Luruskanlah Saf-saf kalian, sesungguhnya meluruskan shaf adalah termasuk menegakkan solat”
Photobucket
Photobucket
Photobucket *Klik untuk besarkan

Nikmat Akan Ditanya...

Selamat hari raya aidil fitri dan maaf zahir batin pada semua

semakin lama manusia hidup semakin banyak nikmat yang dia kecapi, semakin banyak soalan tuhan yang dia akan terima pada hari kiamat. Setiap sen , setiap detik, setiap nafas dan setiap nikmat akan ditanya. Itulah yang tuhan maha agong firmankan dalam Quran yang agong dalam ayat yang terakhir surah at-Takathur:

" Kamu pasti akan ditanya pada hari kiamat tentang segala nikmat yang kamu dapat."

Kita kebanyakannya gembira mendapat nikmat. Ada yang puas, yang tersenyum, yang ketawa, yang gembira, yang melompat dan berbagai gaya dan aksi lagi. Tetapi baginda saw menangis ketika mendapat nikmat. Setelah baginda makan kambing panggang dan susu kambing bersama sahabat, baginda menangis sehingga basa lantai. Apabila ditanya, baginda menjawab :

" Ini adalah daripada nikmat yang ditanya tentangnya."

Nabi orang yang paling bersyukurr terhadap nikmat tuhan menangis kerana takut tidak mensyukuri nikmat Allah. bagaimana dengan kita yng banyak kufur dengan nikmatnya....lagi banyak nikmat lagi bnyak soalan yang akan kita terima pada masa kita dihisab kelak. sebab itu orang2 miskin yang baik lebih dahulu masuk syurga dari orang-orang kaya ahli syurga. Nabi saw bersabda:

" Orang-orang fakir beriman masuk syurga lima ratus tahun lebih dahulu dari orang-orang kaya beriman."

Hadis riwayat Tirmizi.

Setiap nikmat yang kita terima akan menuntut haknya pada hari kiamat kelak. Dari mana kita ambil dan kemana kita gunakannya. Nabi saw bersabda:

" Anak adam pasti akan ditanya 4 perkara pada hari kiamat kelak

1. DItanya tentang umurnya bagaiman ia habiskan.

2. Ditanya tentang masa remajanya bagaimana dia menggunakannya.

3. Ditanya tentang hartanya , dari mana ia ambil dan ke mana dia gunakannya.

4 . Ditanya tentang ilmunya sejauh mana pengamalannya.

Hadis riwayat tirmizi.

Allah menuntut hak kesyukuran dari segala nikmat yang diberikan kepada kita. Apa hak kesyukuran? hak syukur adalah menggunakan segala nikmat Allah untuk apa yang Allah perintahkan. Nikmat datang dari Allah, dengan cara Allah kita kena gunakan. Setiap detik dan setiap nikmat yang kita terima kita kena gunakannya untuk Allah dengan berpandukan al-Quran dan Sunnah.

bersambung....

Thursday, September 16, 2010

Bertudung? Kau Sudah Bertudung?

http://www.iluvislam.com/v1/includes/jscripts/tiny_mce/plugins/imagemanager/library/areep/hijab.jpg

www.iluvislam.com
Oleh : Miss Diba
Editor : doraemong13

Sudah hampir setahun aku memakai tudung. Dan selama setahun juga soalan dan kata-kata ini diajukan padaku:

“Wah, dah bertudung! Kenapa kau bertudung?”.
“Apa mimpi kau bertudung?”
“Baguslah kau dah insaf, macam poyo!”.
“Macam baik sangat pakai tudung.”.
“Aku rasa kau lagi cantik tak bertudung”.
“Bertudung bukan untuk orang kampung je ke?”

Macam-macam kerenah telah ku jumpa, tapi paling best sekali yang berkata begini pada ku,
“Baru MASUK ISLAM ke kak?”.

Dan kenapa aku memilih untuk bertudung? Biar aku kongsikan bersama mengapa aku bertudung.


Peristiwa Pertama

Hampir setahun lalu, aku duduk berhampiran tingkap, memandang ke luar. Aku melihat burung-burung yang berterbangan dan awan yang biru di kaki langit. Tiba-tiba hatiku berdetik, kalau suatu hari nanti jika aku ditimpa masalah macam mana ye? Adakah kawan-kawanku akan bersama denganku? Atau mereka akan menjauhkan diri?

Hampir sejam aku memikirkan jawapannya. Dan dengan itu, hatiku berdetik, apabila aku dilanda masalah, kawan-kawanku mungkin lari, tetapi Allah sentiasa bersamaku. Dia sentiasa bersama hamba-hambanya.

"..cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung, maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar) daripada Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar."

(Ali -Imran:173-174)


Peristiwa Kedua

Aku membaca sebuah berita kematian. Seorang pemuda, yang lebih muda dariku, meninggal dunia (sebab kematian tidak diingati). Hatiku berdetik, bagaimana aku kelak di dalam kubur, pasti aku diazab dengan azab yang paling pedih. Kerana amalanku tidak sebagus mana.


Peristiwa Ketiga

Aku melihat berita di televisyen. Kisah seorang remaja wanita yang rosak akhlaknya. Aku melihat, ibubapa remaja tersebut menangis semahu-mahunya megenang perilaku anaknya. Aku menjadi sebak. Lantas terdetik di hatiku, bagaimana anakku kelak, akan beginikah sikapnya nanti?

Rentetan-rentetan ini yang membuka hatiku untuk bertudung. Agar aku mendapat keredhaan Allah. Apabila aku bertudung aku merasa ketenangan. Ketenangan yang ku cari selama ini. Diriku tidak sempurna mana, kerana aku insan biasa, yang punya kelemahan, yang punya kekurangan. Aku masih memperbaiki kelemahan diri. Dekatkanlah diri dengan penciptamu, kerana di situ ketenanganmu. Peganglah pada tali yang satu, tali agamamu, kerana tali agamamu tidak akan putus dan ia akan membantumu.

Jadi selepas ini, aku berharap tidak akan ada lagi yang bertanya mengapa aku bertudung. Sebaliknya, ucapkanlah Alhamdullilah apabila melihat perubahanku.

Kesatlah Air Matamu Wahai Wanita

data:image/jpg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wBDAAkGBwgHBgkIBwgKCgkLDRYPDQwMDRsUFRAWIB0iIiAdHx8kKDQsJCYxJx8fLT0tMTU3Ojo6Iys/RD84QzQ5Ojf/2wBDAQoKCg0MDRoPDxo3JR8lNzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzf/wAARCAC5AJYDASIAAhEBAxEB/8QAHAAAAgIDAQEAAAAAAAAAAAAABQYDBAACBwEI/8QAQBAAAgEDAgQDBgQCCQMFAQAAAQIDAAQRBSEGEjFBE1FhIjJxgZGhBxRCscHwFSMzQ1JictHxJDThFnN0gqLS/8QAGQEAAwEBAQAAAAAAAAAAAAAAAAIDAQQF/8QAJBEAAgICAgIBBQEAAAAAAAAAAAECEQMhEjEEQRMUIjJRYUL/2gAMAwEAAhEDEQA/AEzhGQxardQHbnRs/vVDX0xdKw6Bz96m0eTwuJd9gxA+xFbcQLyvID2IOa4nqQxHbQ5iyu5qa4gChMbsajtsvABGcEjtVyRsQncZ70rezUSWDH8mVB5WUhgfLB/80D4lIN0Tn+7FHLAmQhABuGX452oNxFEY2jdju0Rz8qbH+YPoBOozULJFznmfFSSdB6gVWkX2ziutE0SiOAn3/vVmwjjW6Qo2SM4FNPA34cX/ABLGl9dMbPTCfZlIy0uDvyDy9Tt8a6vpn4ecL6aihNMS5kA/tLpjIx+WQPtW0DZyC2bkusfpcdaO2EmGwaede4V0QoDBYxQMvTwvZx9KSbq1/I3HKGJU9zSt0LQatnxhh32opE5IGKAWkjcgI3FFIJgOmarHokwtBPy4DHFDLqQW1+eY5gnBBHkexqy3JKgIO+OlUb2BpI2jf2lPT0qliIAz3ctjfpPEcNE/MB5+h9MZFdIsNSiv7CKeDPI6ghSenpXL7y1kVjl8/wCoZNXuH+J4NAm8LVZCltLnlcIW5WHoPOsb3serH6cN4mynFZQO94nMtrBd2FhLNBMOZHlcIGHmBv8AespuaF4nK/F5NYtpQfaI3+RonxGhZpP570GvMJcQNzEsGx0wKY9XGYY5lO7IDn4ivLl2jsAWmzYwe+KsGYuzKB1qpasyuw22PlRKCUhjg4IHtbdRWM1FnTdpIifMk/Wh3EYKmJG3Kl1/aiFvIwmXJyVxVPi1St+ntAh0DjHbP/FGP8gfQsMMoPhTZ+GvB44o1wyXin+jbQB7gj+8P6U+ff0pVI9nHfOK+iPwn0xLPgixdVAe55p3PnkkD7AV2Jk0MbCO3iVURUjVQFVRgKAOgA6DFCr7UwkZKkCiWrkRQNnuKRry6YCQuuB2NRlNplFFNFq5vDMnMzZpZ1dEn5hmon1MseXcb9q8aTxfnSuXISuJV0qdo5jBJ/8AU+dMUADgMvek7V8wSJKhIIOxFH9E1FZ4o43fFyCVZPPHeq4p1piZI3tBgJ1Ktg1js2PbG9WY1SRfI1hhI/Vt8a7F0c7AWspGbIuB7YakHiUF7RWHUSD7g0667cxkSQR7k9SKXUngtLiG6uxI0UEqykKAT7Jz3qcysAu92+gcKaVp96w/NbyNGwJMatkhfln+FZSdrOp+LfyyvcG4d2JMitzZGdt8D7CspLHozUgfZcfpYZ+tMTt42i2rdcJj6UD1EDwJsnBoxpZ8Xh9cjHI32IriknSZUCwexcuD33ohFgbkbOc/AUPl2vB2DDc/CrqEtG+Op6UM1FqD2ZB/iJJqPilGke3cgc3KECgZJ/k1JEw5g/rg+ldQ4U4digjg1jUogZkXmtkce5ke8fXy8utGNXIGcmteCOI7hRIdMktoWyRLdsIV/wD0c/avonhOz/JcL6TbHlLRWcStynIzyjP3rnnG+qNMojhkwCviZHln/wAU/wBlrNvacL6fdSsGdraNVQH3m5FJ+W9dakkxFFvSLmo6fHdx/wBYWUD/AA965Pxfq9sZJrO1iccjcvOem3lRfXeINUvpD4d9PbRge5avyD57ZNKd7aNIvOTlupJ6n41z5GntHQsco9ghJSSCTv3opZtzDBNDXhKEedXLPIbHpSQ7J5EQcQJ/0oPcHeqiyTQyCaEjIVXYdwPMUQ1kc9qf82P3/wDNANTDHUBDy4VYkAkXZkYDPX51RpCR2h0seJovHWO8i5Cw2dR+4ovNfc8TIMpzDrnrXOomcR88+5XarEOrXKY5ZnKDYAnIqmLO1qQmTCv8h27syVLLIQvKe2aWL9v+inVzkiM/tRyDVxLGySqMsMBkOPqKpTwJMMZBbtg9RVHNS6FUWnsQP2rK3lXkldP8LEfesoKBdLw6lZPHdFTLEQwcqAWU7b/Akb+RrzTbq9gukiR3MI9nl6hhmqqxGFSV7jDeoqzaFzNbsv6mC/cUSqhfZe1Icsg2IZW6VZjccgcHYd/41prKcvOf1A5P1qxodqb+6trSPJWVwrcvYdz8hmuPtFOkNvAHD66rdHUL1D+QtzkgjaV+y+oHU/IU8cVav+U0yaUdcYXHr5VWaa1srJLCzURwwjlRM7jzJ9T1pZ4puFmsZEDknHOBnuOv1H7V0xjxQt7B+qlv6Is5ZDlntYx8SST/ABq1aarJcWWnWpO8QaIEnAGCuNzt5VSv3WV9LtGPsRW0YYf5igxTX+EkVjPdXtveW8Uk4XMRdQcD9QH2+lI4tstjlx2Dbya1tozHJb3vj/qAiDD6gmqkzx+AJCkgGMhSN/pT9qnAGm31/wCOb6e3Un+yV9vl5fCgP4kaVDp7Wa2g5QYuUltycVrgkVU3LQjySSzMVjtz16sVH8a2tlKyBHI5h2Bziq7aU8jljNcJzbkLJ7J/2q3bWSQryqQQPXJ+tK6Yrg5K2ZqcX9Wqk5VmXJ8t/wDbNLpkF1cTzAbljsO3YfajOtXYa2W35SJC2AfSluJmttQlJ2jYe1j96WSslGNMnuiwgznrgmoEkGNzip7sDwQVIYHBBHfeq4GwxWRRsiVbjk3U1PBdkPzMetUmBJB8qwNlyPKmEYI1aHwL6QD3XPMp+NZRa7tUvFQO/KV6NisqqmqFoGQv4oxncbEfxqzo0vLeQK24SZDv6nBoWzGGX2ex+1SQTmKXxOhLA7U8lowadbT2p0HcHmo9wYV0XSvzcvs3VyoCjPup1+/X4Y86C6q8YuPEkYeGwBbP6qqNeTTEM0nsn3eU7AeVc+PS2OxyfWDK3Mre15E9aoXd6XuRI3ugYx5eY/egcUxPv7j415PISPZJ+BqikwoLvKDqkGT7MYU798LVvRtVm06NdRsnVbnxl5SRtzfqHwwD9aVVvCZA/fl7n0xRrTIwlpFznZAZivmW6fYD60Ah/wCIeIZL8Wl1FzC2ZgWXmxhlI5kPkQat/iHfLqS2rxwzBOTnV+Q8pB369K5fNqs9ld+LDyyQthpIZPdfH7H1p3mNhxLo0V5p90kAHsSwPkPG3dTykbeRoZ0Y5Rb2L8Mvgty+KXzuV64FW3Klc9sdarLBBpkMpcg46sN80KvNQmuRiJGgtx1LbMf9qRs2TIryQT3rOCCqeyPWhGpuigoD7T7f6RUk16v9nb9B7zVQ5Czlm3J6k1iXsi2b20jmzMR/QdvhmrKnIHwqKBAskgP6oyQPUf8AFSJtTUIzY9PnUIP9ZJ/qqc1UGTMfVjWIC0j4rKjzispqAXc5xWxyeUCtVGWxV6ztzI+cbCqt0hfZdN3JMYTNIrGOMR8pXGwGOvnW8TgsR7akdQ3UVLFZpjBUnPXp/tVptGaWEukqxlFyHY9Pj6VG0OQK3LuMV60gYdTmoG8SPlVwC3YrvmsaQHyoRhXkcK59d8Uw2mr20weNIpFAA77Y6YpWvG5GVu+a8trgxh8EDNUoyw5fTxIzKYnPrmq0Fw8YaS2Lxt5huvxqE3AuEVWI5h386tRrHHHjmBJ8jQamRQ3VzcFme8lV03MZ3DD09f3rwRzXMjAytKmMhip/4p8PCh0rRvHNqt3b6paRsLhog7W79cDGTg56+lVUTTraDwp7VEYKPa5GUc3QnypJSSLfDJ9MTzbmIHbFeKu+ad9Q4djmsvHRTEMZA5SCfr1pUvLG4ts45CvYkkH4Ut2LKDj2VC4iuIS3Qgg/CvA3KSP8O1QSR3MrgmEnkyM8wxWji4UgtH12O/3pqJl7nG3niqqkI0jE/CvC7LICw25T0qOAiRiT50UBNzuT7Kj5msrYBcYwSB2rK0AFGpY5A6U1cN6VcXVv/VRsSzZzjoKXtJia5v7e3T+9kC4+Jrv/AAnoIkjWKJlis4DyyOoHO7Y91ewwCMn5AdxSSvQpze60Se1GZcr86q3MvJYSokoJPs8vc13eXhvRZIytzZ+KgG4klc/xoDe8BcPa5pLSWFobO5IPI8Uzeyw2OQSQRU/jHTs4hLJzxhGHfA7EVBI2ML1OPKrup2NzbXFxYXERF3C3KUUZJI8gKmh4W1i5tHuZdNuoY4xzNLIhRcee9CBpgExvPKfZJx2FTrYsesRHqTimyw4Xvp9JN/BEjWiAlpFbZQPMEiifD/Bl5ramW3VIrdRnx5VCrj5ZP2q6ca7OZqbfQjxabn9SL8Hqb8hIu6z7D/LmuiXvAV3ZxpJDdW9xGxxzrsM/TehZ0srNPAgWUwbSOgOFz0ByOtVisT9k5PPF9Dzwdq95BwLphhY3BiDpMvVkwxwQO4xiq39Jx3s5kuYE5fIrS3p942nW8kS8yc2WDxj2gdvkRWn9LyPkXEhkPljB+dc+bFJPXR3ePnjKKXsM6lffmxyocRqTj4UncRPGAEBAyc/Cj2mRXmuXyafpcatIwLMWOFjUdWbHb96ebLgPRtGtzdXyR312Blrm8Xmji/0x/tnJ9e1SWP8AY2TKcYsNM1DURmxsriaFDvMsZ5Pmx2+9MFn+H3E91D4sWnKqOuVZ50GR9TXatKtHMaz3cak4HgpImXQevZfgoGKvyQq6EXLmRTuVbZcfz51RQRDk2fP0vA+vrceAltDNJ3SG4RyPjg7Vdtvwi169ZWuDY2TNuVllLMQO+EBH3ruSTwwmKC3RR4meVY09kAdzgYFScoLlyPaIx8q3igTZwrUvwb1+Dl/K6lZ3QPVSzRFfqN6yu7EA7kZrKakYfIfCjCPiCykYZEbmQjz5VJx9q+l+D41i4W0vDczS26zOfN39tj9WNfLVpK9rcxzRkBkOQTX1BwRNHNwforwe5+TjAHlgcuPtRRoakHOrIDjmGKSrbiJeEdYudL1dJWtbj+us5okLDmx7SH6A04yu0LCVmxFgh8/p9f5/hSxxvZS3Nut/aIJJbVg6kjIJxU562iuP9PoULzi+0ueJWura1CCTCyMM5Kjpn1ro2siyvOEGHiCNJk3ZSKQA9hrEkM/gJG0nvqFwQe4q5xu66bwp+VtGYpkDJbpmuaLtnTNJKzXhrhyxksHivdaUacdmt4SRI242J7fLPypgvtWsrXR5NJ4ehW3iRSAF647nz+dcs0R7m2ninbnFsWCO5PsgmupT8NW15ZxXFvK6Oy7vGem38azdUjIqN2c00DVr+SVhIzC3EvMUXI79ftRC41qS4tOIVcgNdSxsqrsB1/hij0ugWekW0zpcNNPLuzMBtjtXP7qXw7+Qn+zfY/EUy6Mem7JrK+kGj5lbEysQrdGHlvRPhPTJOM5DapiO7gXmkctygL05tvXsKWLufI8NWwB2qTRNZvOHr0anpkgjuEJX2l5gynqCO4NdeLLKCZwZcUZOzu/AHBicI2t080wub+6PtuCeXlGeVRkeuSfX0o/HBLcSCe9ZC0ZysKHKxnzJ7n9qW+G+Mp78266pHFFJKgLGMEBTjPnRFLhE4zdYpsxT2is6dRzqdj8cGs5phoOzNIqN4KhnweUE4BPqe1V7eIrtczCe4Iy+2FUeQXsPjuakvZjbqFjTxJ32jjHf1PkK1sbZoIi0z887nmkfsT5D0HSmNvZYAFZtitqgIk/Mj2h4fIdsd60bokrK9xWUBZ8+8GcI6RxDFJHdRssgB5XjcqQadvwue4srW94eu1cjT5Tyk7FUbcfcH60ifh1rI0/V4hIfYc4aui8WTvwzrUGvwIWtLpBDdhO47H+fWte4iJ1L+DDqN34BFu+XEgCqSNm9M+dC/GTT4pLCeTnt2yYx/h/yfDyqCa+tHt/Heb8zZOoeNl/u/wCfOgl7JIkctwWM8WCwIGWHy8655s7scUK+ryHStZSa2b/pp9wPJu9WNZnfVtGkjL5ZMSKpPvY7UG4ouJWvLMl0a3kiDooXlKk5Jz61HbXBwCCTkedRri7GnUrieTXzyaXFbIDhnG3ntXSuGdTaDh9FuGOVXAyd653a248ZWPug5o5PqIECQxnCqKx/w2Do31a/lnndg5AznApYvGiJPOPbPSrt3c8pznO29A7yYyNk9ulEETySsrSlebA6+tZAn5i8t7ZRkvIA3wHWoC+SaYeAtNfUtZd0RnZQEjAHVmPX6A10Po52Pum2T3E6uuQqb81M3Dlk2o3c9/4hBQmON+XIwOpx3rTUzb6HpTQcymRFLTSDpzeQozwhEBpEUxGAycsadlX4fWlhHZMK2tulvkh3ldusshyW/wBh6VPWtZmrjHpOOvTzrxZFJwNz51rkMAGzvWABRgYHwosClrl1cW1tG9qMsXwfhisrXUeeZo4UYLsWORn0rKKFs+YLSVoJldTggiu46BcQcYcGz6dOwMyxlRnfBHQ/WuE038AcQPpGrRlmJiYgMCayLCSATajqXDt94CysqxTcrxMduYHy+VX9P4kvred5HcuCrhVBwAG6jHcftVr8aYLSHiCCW0eNjdRePIq9VPTPz60l2tzmMcxORtWTjsrjySSC8k0txKXuZGc9AWOcCpYZwnwoaZwQN6xZt+tJxsObuxhS8UJ7wqA3qBiQxJoR4qu4QEgnpipgiRvyyEKcdSaVxSHU5NE9zdtLkjaqcjkrvVlYUaJnXmIFe6Pp9xr+pw6bpic80zco5tgoG5Y+gG9C70Y79nvD3D2pcS6iLHSoOdyAZJCcLEv+Jj2H3Pau5aFoWm8Dac8Fq5mvpFBuLlhjtsFHYfyc0R0Th9OFdEjsdHVOce1cTMMPM/dvh5DsKp31he6mnJEjEM3tudh96o00SbZWttMfiO7Txw/9HI3PNIGx4jKdkB+O5Pp604wRRW0KQW6BIkGFUdhUVnBHZWcNrDskKBRj7n61JzVqVGEmazmFV/GTxTGWw2M71r+YjMnhhwXHUUwElxJ4cLMOoFeQzeJGjDuNxUbnIwccp2OTQy1uzFeS2cqkYIKt8aBW6Zmr6/a6XepHKOeYx7r5DO37VlJHG06f+ppA2QBCg+2f41lZYpx8tivRP4ZyD7Q8q9gtp7gkxKeUHBbyovY6BzsGm5m79MZqmPG5GZMsYgkwTai7SOzSSHGSdz5CvZtAuIhlWQN/hLCm+KxkhXEfIqjtipFtZH998fKuteMn2zh+saekc7kSeBisiHbuOlaC4YdjXRW02F05Nm9OWqd3oVpFC01wqoi/eh+E2rTKR8+PUkJ1jcBZiW94jbNEsrIwYAhh3I61rJYJcOVt4wqKcg+YryTSGZTyk8w6rmuWXiyb0dsfNhFbPb3UFjtzFEcyNsMdvWjf4T6z/QXEUl1La/mA8BixzYZASDlfpg0srp/hyo2Ng3tKfKul8KcESXTLdZZSu6MNt/8AapvG8YzzLJ0dCtuNLKa/lQ6ZfiQKAzxqHXA36A+vXFEbHiGx1KQRoLmGTGVWaAoG+Dbg/Wqukm20iwNvqlxZi5VsyM3KhfHRsd9qJQalaXSKY7iJ87gJIG27d6BbLg3GRvUcniAExnBxtkbVVurWykK+PGobG3tGM/YihUtjptpKJJ7e8TfIkVpSvzwSDW0LKdE08s0oIAzPGcFlNaafqSTPIXjCzIcOfOhV9rEsOqubG55bZwOR8cwz32Pao9W1zUbOCO5gmt5o2bEkRQcwPxHahicgrxTdNbab+chXxPDIyudvicUnahxHPqEUc+BFJFgNyMfa+NX7Hia21NZrS6XkilBSQEY8NuxxSJerNY3rwuTsxVvKleh1thLiq9N/q7XI2DIv7VlDbkCTlyxO1ZSNjUbaXp3LbqCCOXcKaJrGwOPL7VZ//mvH6N8a9vHiUY2eJPI5O2VXTG2c14ic5J5zj41LL2+dZH7wpkrYiZtDD4a+I3btVS5H9ItyyoViX3FPUnzq9e/9o/wqq3vp/pFUa9GR19xVlsVQewAMdAP41U8MPuBhu+1F/wC7b4VTP9vRxRvJg6ezWUcyY5q7PwVdrPwtpzZAdYuSQKejAkb/AM965RH1NNXAf9nN/wDI/hXL5UE42dnhzfI6Hd2drqAX83bxyY91mUEj4Us3HAWjtcNcpFJLIx2jV1jUbdyqmmk/3Va2nuzf+4a809BTdgUcJ6RFb80guIgB7Sx3cpH0z/Chklnp0YK6dquqQ8v6UJI++Kbk6j515J7snwphJnPbq0juny1/qc7joRAmfrQvXdP/AClshW4n8Z8gRSBSfmB0py1b/tm+Bpc033JPnQxLoRp7uSF+acNBKuwfG3/Fby3rah4kkzZlxv6+ootxJ/2Fx8DSno/uR/6GqMi0RgsITMm52xWVJov9iaylNfZ//9k=

Dihantar Oleh: cahaya syurga

“Apabila hati terikat dengan Allah, kembalilah wanita dengan asal fitrah kejadiannya, menyejukkan hati dan menjadi perhiasan kepada dunia – si gadis dengan sifat sopan dan malu, anak yang taat kepada ibu bapa, isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya pada suami.”

Bait-bait kata itu aku tatapi dalam-dalam. Penuh penghayatan. Kata-kata yang dinukilkan dalam sebuah majalah yang ku baca. Alangkah indahnya jika aku bisa menjadi perhiasan dunia seperti yang dikatakan itu. Ku bulatkan tekad di hatiku. Aku ingin menjadi seorang gadis yang sopan, anak yang taat kepada ibu bapaku dan aku jua ingin menjadi seorang isteri yang menyerahkan kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami, kerana Allah.

Menjadi seorang isteri…. Kepada insan yang disayangi….. Idaman setiap wanita. Alhamdulillah, kesyukuran aku panjatkan ke hadrat Ilahi atas nikmat yang dikurniakan kepadaku.

Baru petang tadi, aku sah menjadi seorang isteri setelah mengikat tali pertunangan 6 bulan yang lalu. Suamiku, Muhammad Harris, alhamdulillah menepati ciri-ciri seorang muslim yang baik. Aku berazam untuk menjadi isteri yang sebaik mungkin kepadanya.

“Assalamualaikum,” satu suara menyapa pendengaranku membuatkan aku gugup seketika.

“Waalaikumusalam,” jawabku sepatah. Serentak dengan itu, ku lontarkan satu senyuman paling ikhlas dan paling manis untuk suamiku. Dengan perlahan dia melangkah menghampiriku.

“Ain buat apa dalam bilik ni? Puas abang cari Ain dekat luar tadi. Rupanya kat sini buah hati abang ni bersembunyi.”


Aku tersenyum mendengar bicaranya. Terasa panas pipiku ini. Inilah kali pertama aku mendengar ucapan ‘abang’ dari bibirnya.


Dan itulah juga pertama kali dia membahasakan diriku ini sebagai ‘buah hati’ nya. Aku sungguh senang mendengar ucapan itu. Perlahan-lahan ku dongakkan wajahku dan aku memberanikan diri menatap pandangan matanya.

Betapa murninya sinaran cinta yang terpancar dari matanya, betapa indahnya senyumannya, dan betapa bermaknanya renungannya itu. Aku tenggelam dalam renungannya, seolah-olah hanya kami berdua di dunia ini.

Seketika aku tersedar kembali ke alam nyata. “Ain baru je masuk. Nak mandi. Lagipun dah masuk Maghrib kan?” ujarku.

“Ha’ah dah maghrib. Ain mandi dulu. Nanti abang mandi dan kita solat Maghrib sama-sama ye?” Dia tersenyum lagi. Senyum yang menggugah hati kewanitaanku. Alangkah beruntungnya aku memilikimu, suamiku.

Selesai solat Maghrib dan berdoa, dia berpusing mengadapku. Dengan penuh kasih, ku salami dan ku cium tangannya, lama.

Aku ingin dia tahu betapa dalam kasih ini hanya untuknya. Dan aku dapat merasai tangannya yang gagah itu mengusap kepalaku dengan lembut. Dengan perlahan aku menatap wajahnya.

“Abang…..” aku terdiam seketika. Terasa segan menyebut kalimah itu di hadapannya. Tangan kami masih lagi saling berpautan. Seakan tidak mahu dilepaskan. Erat terasa genggamannya.

“Ya sayang…” Ahhh….bicaranya biarpun satu kalimah, amat menyentuh perasaanku.

“Abang… terima kasih atas kesudian abang memilih Ain sebagai isteri biarpun banyak kelemahan Ain. Ain insan yang lemah, masih perlu banyak tunjuk ajar dari abang. Ain harap abang sudi pandu Ain. Sama-sama kita melangkah hidup baru, menuju keredhaan Allah.” Tutur bicaraku ku susun satu persatu.

“Ain, sepatutnya abang yang harus berterima kasih kerana Ain sudi terima abang dalam hidup Ain. Abang sayangkan Ain. Abang juga makhluk yang lemah, banyak kekurangan. Abang harap Ain boleh terima abang seadanya. Kita sama-sama lalui hidup baru demi redhaNya.”

“Insya Allah abang…. Ain sayangkan abang.”

“Abang juga sayangkan Ain. Sayang sepenuh hati abang.”

Dengan telekung yang masih tersarung, aku tenggelam dalam pelukan suamiku.

Hari-hari yang mendatang aku lalui dengan penuh kesyukuran. Suamiku, ternyata seorang yang cukup penyayang dan penyabar. Sebagai wanita aku tidak dapat lari daripada rajuk dan tangis.

Setiap kali aku merajuk apabila dia pulang lewat, dia dengan penuh mesra memujukku, membelaiku. Membuatku rasa bersalah. Tak wajar ku sambut kepulangannya dengan wajah yang mencuka dan dengan tangisan.

Bukankah aku ingin menjadi perhiasan yang menyejukkan hati suami? Sedangkan Khadijah dulu juga selalu ditinggalkan Rasulullah untuk berkhalwat1 di Gua Hira’.

Lalu, ku cium tangannya, ku pohon ampun dan maaf. Ku hadiahkan senyuman untuknya. Katanya senyumku bila aku lepas menangis, cantik!

Ahhh…. dia pandai mengambil hatiku. Aku semakin sayang padanya. Nampaknya hatiku masih belum sepenuhnya terikat dengan Allah. Lantaran itulah aku masih belum mampu menyerahkan seluruh kasih sayang, kesetiaan dan ketaatan hanya untuk suami.

“Isteri yang paling baik ialah apabila kamu memandangnya, kamu merasa senang, apabila kamu menyuruh, dia taat dan apabila kamu berpergian, dia menjaga maruahnya dan hartamu.”

Aku teringat akan potongan hadis itu. Aku ingin merebut gelaran isteri solehah. Aku ingin segala yang menyenangkan buat suamiku. Tuturku ku lapis dengan sebaik mungkin agar tidak tercalar hatinya dengan perkataanku. Ku hiaskan wajahku hanya untuk tatapannya semata-mata.

Makan minumnya ku jaga dengan sempurna. Biarpun aku jua sibuk lantaran aku juga berkerjaya. Pernah sekali, aku mengalirkan air mata lantaran aku terlalu penat menguruskan rumah tangga apabila kembali dari kerja. Segalanya perlu aku uruskan. Aku terasa seperti dia tidak memahami kepenatanku sedangkan kami sama-sama memerah keringat mencari rezeki.

Namun, aku teringat akan kisah Siti Fatimah, puteri Rasulullah yang menangis kerana terlalu penat menguruskan rumah tangga.

Aku teringat akan besarnya pahala seorang isteri yang menyiapkan segala keperluan suaminya. Hatiku menjadi sejuk sendiri.

Ya Allah, aku lakukan segala ini ikhlas keranaMu. Aku ingin mengejar redha suamiku demi untuk mengejar redhaMu. Berilah aku kekuatan, Ya Allah.

“Ain baik, cantik. Abang sayang Ain.” Ungkapan itu tidak lekang dari bibirnya. Membuatkan aku terasa benar-benar dihargai. Tidak sia-sia pengorbananku selama ini. Betapa bahagianya menjadi isteri yang solehah.

Kehidupan yang ku lalui benar-benar bermakna, apatah lagi dengan kehadiran 2 orang putera dan seorang puteri. Kehadiran mereka melengkapkan kebahagiaanku.

Kami gembira dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang dikurniakan kepada kami.

Namun, pada suatu hari, aku telah dikejutkan dengan permintaannya yang tidak terduga.

“Ain….. Abang ada sesuatu nak cakap dengan Ain.”

“Apa dia abang?” tanyaku kembali. Aku menatap wajahnya dengan penuh kasih. “Ain isteri yang baik. Abang cukup bahagia dengan Ain. Abang bertuah punya Ain sebagai isteri,” bicaranya terhenti setakat itu. Aku tersenyum. Namun benakku dihinggap persoalan. Takkan hanya itu?

“Abang ada masalah ke?” Aku cuba meneka.

“Tidak Ain. Sebenarnya……,” bicaranya terhenti lagi. Menambah kehairanan dan mencambahkan kerisauan di hatiku. Entah apa yang ingin diucapkannya.

“Ain…… Abang….. Abang nak minta izin Ain…… Untuk berkahwin lagi,” ujarnya perlahan namun sudah cukup untuk membuat aku tersentak. Seketika aku kehilangan kata.

“A….. Abang….. nak kahwin lagi?” aku seakan tidak percaya mendengar permintaannya itu. Ku sangka dia telah cukup bahagia dengannku. Aku sangka aku telah memberikan seluruh kegembiraan padanya. Aku sangka hatinya telah dipenuhi dengan limpahan kasih sayangku seorang.

Rupanya aku silap. Kasihku masih kurang. Hatinya masih punya ruang untuk insan selain aku.

Tanpa bicara, dia mengangguk. “Dengan siapa abang?” Aku bertanya. Aku tidak tahu dari mana datang kekuatan untuk tidak mengalirkan air mata. Tapi…. hatiku… hanya Allah yang tahu betapa azab dan pedih hati ini.

“Faizah. Ain kenal dia, kan?”

Ya, aku kenal dengan insan yang bernama Faizah itu. Juniorku di universiti. Rakan satu jemaah. Suamiku aktif dalam jemaah dan aku tahu Faizah juga aktif berjemaah.

Orangnya aku kenali baik budi pekerti, sopan tingkah laku, indah tutur kata dan ayu paras rupa. Tidakku sangka, dalam diam suamiku menaruh hati pada Faizah.

“A…. Abang…… Apa salah Ain abang?” nada suaraku mula bergetar. Aku cuba menahan air mataku daripada gugur. Aku menatap wajah Abang Harris sedalam-dalamnya. Aku cuba mencari masih adakah cintanya untukku.

“Ain tak salah apa-apa sayang. Ain baik. Cukup baik. Abang sayang pada Ain.”

“Tapi….Faizah. Abang juga sayang pada Faizah…. bermakna….. sayang abang tidak sepenuh hati untuk Ain lagi.”

“Ain….. sayang abang pada Ain tidak berubah. Ain cinta pertama abang. Abang rasa ini jalan terbaik. Tugasan dalam jemaah memerlukan abang banyak berurusan dengan Faizah…. Abang tak mahu wujud fitnah antara kami.”

“Lagipun…. abang lelaki Ain. Abang berhak untuk berkahwin lebih dari satu.”

Bicara itu kurasakan amat tajam, mencalar hatiku. Merobek jiwa ragaku. Aku mengasihinya sepenuh hatiku. Ketaatanku padanya tidak pernah luntur. Kasih sayangku padanya tidak pernah pudar. Aku telah cuba memberikan layanan yang terbaik untuknya. Tapi inikah hadiahnya untukku?

Sesungguhnya aku tidak menolak hukum Tuhan. Aku tahu dia berhak. Namun, alangkah pedihnya hatiku ini mendengar ucapan itu terbit dari bibirnya. Bibir insan yang amat ku kasihi.

Malam itu, tidurku berendam air mata. Dalam kesayuan, aku memandang wajah Abang Harris penuh kasih. Nyenyak sekali tidurnya.

Sesekali terdetik dalam hatiku, bagaimana dia mampu melelapkan mata semudah itu setelah hatiku ini digurisnya dengan sembilu.

Tidak fahamkah dia derita hati ini? Tak cukupkah selama ini pengorbananku untuknya? Alangkah peritnya menahan kepedihan ini. Alangkah pedihnya!

Selama seminggu, aku menjadi pendiam apabila bersama dengannya. Bukan aku sengaja tetapi aku tidak mampu membohongi hatiku sendiri. Tugasku sebagai seorang isteri aku laksanakan sebaik mungkin, tapi aku merasakan segalanya tawar. Aku melaksanakannya tidak sepenuh hati.

Oh Tuhan….. ampuni daku. Aku sayang suamiku, tapi aku terluka dengan permintaannya itu.

Apabila bertembung dua kehendak, kehendak mana yang harus dituruti. Kehendak diri sendiri atau kehendak Dia ?

Pastinya kehendak Dia. Apa lagi yang aku ragukan? Pasti ada hikmah Allah yang tersembunyi di sebalik ujian yang Dia turunkan buatku ini. Aku berasa amat serba-salah berada dalam keadaan demikian.

Aku rindukan suasana yang dulu. Riang bergurau senda dengan suamiku. Kini, aku hanya terhibur dengan keletah anak-anak.

Senyumku untuk Abang Harris telah tawar, tidak berperisa. Yang nyata, aku tidak mampu bertentang mata dengannya lagi. Aku benar-benar terluka.

Namun, Abang Harris masih seperti dulu. Tidak jemu dia memelukku setelah pulang dari kerja walau sambutan hambar. Tidak jemu dia mencuri pandang merenung wajahku walau aku selalu melarikan pandangan dari anak matanya.

Tidak jemu ucapan kasihnya untukku. Aku keliru. Benar-benar keliru. Adakah Abang Harris benar-benar tidak berubah sayangnya padaku atau dia hanya sekadar ingin mengambil hatiku untuk membolehkan dia berkahwin lagi?

“Oh Tuhan… Berilah aku petunjukMu.” Dalam kegelapan malam, aku bangkit sujud menyembahNya, mohon petunjuk dariNya. Aku mengkoreksi2 kembali matlamat hidupku.

Untuk apa segala pengorbananku selama ini untuk suamiku? Untuk mengejar cintanya atau untuk mengejar redha Allah?

Ya Allah, seandainya ujian ini Engkau timpakan ke atas ku untuk menguji keimananku, aku rela Ya Allah. Aku rela.

Biarlah… Bukan cinta manusia yang ku kejar. Aku hanya mengejar cinta Allah. Cinta manusia hanya pemangkin. Bukankah aku telah berazam, aku inginkan segala yang menyenangkan buat suamiku?

Dengan hati yang tercalar seguris luka, aku mengizinkan Abang Harris berkahwin lagi. Dan, demi untuk mendidik hati ini, aku sendiri yang menyampaikan hasrat Abang Harris itu kepada Faizah.

Suamiku pada mulanya agak terkejut apabila aku menawarkan diri untuk merisik Faizah.

“Ain?…… Ain serius?”

“Ya abang. Ain sendiri akan cakap pada Faizah. Ain lakukan ini semua atas kerelaan hati Ain sendiri. Abang jangan risau… Ain jujur terhadap abang. Ain tak akan khianati abang. Ain hanya mahu lihat abang bahagia,” ujarku dengan senyuman tawar. Aku masih perlu masa untuk mengubat luka ini. Dan inilah satu caranya. Ibarat menyapu ubat luka. Pedih, tetapi cepat sembuhnya.

Aku mengumpul kekuatan untuk menjemput Faizah datang ke rumahku. Waktu itu, suamiku tiada di rumah dan dia telah memberi keizinan untuk menerima kedatangan Faizah. Faizah dengan segala senang hati menerima undanganku.

Sememangnya aku bukanlah asing baginya. Malah dia juga mesra dengan anak-anakku.

“Izah…… akak jemput Izah ke mari sebab ada hal yang akak nak cakapkan,” setelah aku merasakan cukup kuat, aku memulakan bicara.

“Apa dia, Kak Ain. Cakaplah,” lembut nada suaranya.

“Abang Harris ada pernah cakap apa-apa pada Faizah?”

“Maksud Kak Ain, Ustaz Harris?” Ada nada kehairanan pada suaranya. Sememangnya kami memanggil rakan satu jemaah dengan panggilan Ustaz dan Uztazah. Aku hanya mengangguk.

“Pernah dia cakap dia sukakan Izah?”

“Sukakan Izah? Isyyy…. tak mungkinlah Kak Ain. Izah kenal Ustaz Harris. Dia kan amat sayangkan akak. Takkanlah dia nak sukakan saya pula. Kenapa Kak Ain tanya macam tu? Kak Ain ada dengar cerita dari orang ke ni?”

“Tidak Izah. Tiada siapa yang membawa cerita…….” Aku terdiam seketika. “Izah, kalau Kak Ain cakap dia sukakan Izah dan nak ambil Izah jadi isterinya, Izah suka?” Dengan amat berat hati, aku tuturkan kalimah itu.

“Kak Ain!” jelas riak kejutan terpapar di wajahnya. “Apa yang Kak Ain cakap ni? Jangan bergurau hal sebegini Kak Ain,” kata Faizah seakan tidak percaya. Mungkin kerana aku sendiri yang menutur ayat itu. Isteri kepada Muhammad Harris sendiri merisik calon isteri kedua suaminya.

“Tidak Izah. Akak tak bergurau…… Izah sudi jadi saudara Kak Ain?” ujarku lagi. Air mataku seolah ingin mengalir tapi tetap aku tahan. Faizah memandang tepat ke wajahku.

“Kak Ain. Soal ini bukan kecil Kak Ain. Kak Ain pastikah yang…… Ustaz Harris….. mahu… melamar saya?”

Dari nada suaranya, aku tahu Faizah jelas tidak tahu apa-apa. Faizah gadis yang baik. Aku yakin dia tidak pernah menduga suamiku akan membuat permintaan seperti ini. Lantas, aku menceritakan kepada Faizah akan hasrat suamiku.

Demi untuk memudahkan urusan jemaah, untuk mengelakkan fitnah. Faizah termenung mendengar penjelasanku.

“Kak Ain….. saya tidak tahu bagaimana Kak Ain boleh hadapi semuanya ini dengan tabah. Saya kagum dengan semangat Kak Ain. Saya minta maaf kak. Saya tak tahu ini akan berlaku. Saya tak pernah menyangka saya menjadi punca hati Kak Ain terluka,” ujarnya sebak. Matanya ku lihat berkaca-kaca.

“Izah… Kak Ain tahu kamu tak salah. Kak Ain juga tak salahkan Abang Harris. Mungkin dia fikir ini jalan terbaik. Dan akak tahu, dia berhak dan mampu untuk melaksanakannya. Mungkin ini ujian untuk menguji keimanan Kak Ain.”

“Kak… Maafkan Izah.” Dengan deraian air mata, Faizah meraihku ke dalam elukannya. Aku juga tidak mampu menahan sebak lagi. Air mataku terhambur jua. Hati wanita. Biarpun bukan dia yang menerima kepedihan ini, tetapi tersentuh jua hatinya dengan kelukaan yang ku alami. Memang hanya wanita yang memahami hati wanita yang lain.

“Jadi… Izah setuju?” Soalku apabila tangisan kami telah reda.

“Kak Ain…. Ini semua kejutan buat Izah. Izah tak tahu nak cakap. Izah tak mahu lukakan hati Kak Ain.”

“Soal Kak Ain…. Izah jangan risau, hati Kak Ain… Insya Allah tahulah akak mendidiknya. Yang penting akak mahu Abang Harris bahagia. Dan akak sebenarnya gembira kerana Faizah pilihannya. Bukannya gadis lain yang akak tak tahu hati budinya. Insya Allah Izah. Sepanjang Kak Ain mengenali Abang Harris dan sepanjang akak hidup sebumbung dengannya, dia seorang yang baik, seorang suami yang soleh, penyayang dan penyabar. Selama ini akak gembira dengan dia. Dia seorang calon yang baik buat Izah.”

“Akak….. Izah terharu dengan kebaikan hati akak. Tapi bagi Izah masa dan Izah perlu tanya ibu bapa Izah dulu.”

“Seeloknya begitulah. Kalau Izah setuju, Kak Ain akan cuba cakap pada ibu bapa Izah.”

Pertemuan kami petang itu berakhir. Aku berasa puas kerana telah menyampaikan hasrat suamiku. `Ya Allah….. Inilah pengorbananku untuk membahagiakan suamiku. Aku lakukan ini hanya semata-mata demi redhaMu.’

Pada mulanya, keluarga Faizah agak keberatan untuk membenarkan Faizah menjadi isteri kedua Abang Harris. Mereka khuatir Faizah akan terabai dan bimbang jika dikata anak gadis mereka merampas suami orang.

Namun, aku yakinkan mereka akan kemampuan suamiku. Alhamdulillah, keluarga Faizah juga adalah keluarga yang menitikberatkan ajaran agama. Akhirnya, majlis pertunangan antara suamiku dan Faizah diadakan jua.

“Ain….. Abang minta maaf sayang,” ujar suamiku pada suatu hari, beberapa minggu sebelum tarikh pernikahannya dengan Faizah.

“Kenapa?”

“Abang rasa serba salah. Abang tahu abang telah lukakan hati Ain. Tapi…. Ain sedikit pun tidak marahkan abang. Ain terima segalanya demi untuk abang. Abang terharu. Abang…. malu dengan Ain.”

“Abang…. Syurga seorang isteri itu terletak di bawah tapak kaki suaminya. Redha abang pada Ain Insya Allah, menjanjikan redha Allah pada Ain. Itu yang Ain cari abang. Ain sayangkan abang. Ain mahu abang gembira. Ain anggap ini semua ujian Allah abang.”

“Ain…. Insya Allah abang tak akan sia-siakan pengorbanan Ain ini. Abang bangga sayang. Abang bangga punya isteri seperti Ain. Ain adalah cinta abang selamanya. Abang cintakan Ain.”

“Tapi… Abang harus ingat. Tanggungjawab abang akan jadi semakin berat. Abang ada dua amanah yang perlu dijaga. Ain harap abang dapat laksanakan tanggungjawab abang sebaik mungkin.”

“Insya Allah abang akan cuba berlaku seadilnya.” Dengan lembut dia mengucup dahiku. Masih hangat seperti dulu. Aku tahu kasihnya padaku tidak pernah luntur. Aku terasa air jernih yang hangat mula membasahi pipiku. Cukuplah aku tahu, dia masih sayangkan aku seperti dulu walaupun masanya bersamaku nanti akan terbatas.

Pada hari pertama pernikahan mereka, aku menjadi lemah. Tidak bermaya. Aku tiada daya untuk bergembira. Hari itu sememangnya amat perit bagiku walau aku telah bersedia untuk menghadapinya.

Malam pertama mereka disahkan sebagai suami isteri adalah malam pertama aku ditinggalkan sendirian menganyam sepi. Aku sungguh sedih. Maha hebat gelora perasaan yang ku alami. Aku tidak mampu lena walau sepicing pun. Hatiku melayang terkenangkan Abang Harris dan Faizah. Pasti mereka berdua bahagia menjadi pengantin baru.

Bahagia melayari kehidupan bersama, sedangkan aku? Berendam air mata mengubat rasa kesepian ini. Alhamdulillah. Aku punya anak-anak. Merekalah teman bermainku.

Seminggu selepas itu, barulah Abang Harris pulang ke rumah. Aku memelukknya seakan tidak mahu ku lepaskan. Seminggu berjauhan, terasa seperti setahun. Alangkah rindunya hati ini. Sekali lagi air mata ku rembeskan tanpa dapat ditahan.

“Kenapa sayang abang menangis ni? Tak suka abang balik ke?” ujarnya lembut.

“Ain rindu abang. Rindu sangat.” Tangisku makin menjadi-jadi. Aku mengeratkan pelukanku. Dan dia juga membalas dengan penuh kehangatan.

“Abang pun rindu Ain. Abang rindu senyuman Ain. Boleh Ain senyum pada abang?” Lembut tangannya memegang daguku dan mengangkat wajahku.

“Abang ada teman baru. Mungkinkah abang masih rindu pada Ain?” Aku menduga keikhlasan bicaranya.

“Teman baru tidak mungkin sama dengan yang lama. Kan abang dah kata, sayang abang pada Ain masih seperti dulu. Tidak pernah berubah, malah semakin sayang. Seminggu abang berjauhan dari Ain, tentulah abang rindu. Rindu pada senyuman Ain, suara Ain, masakan Ain, sentuhan Ain. Semuanya itu tiada di tempat lain, hanya pada Ain saja. Senyumlah sayang, untuk abang.”

Aku mengukir senyum penuh ikhlas. Aku yakin dengan kata-katanya. Aku tahu sayangnya masih utuh buatku.

Kini, genap sebulan Faizah menjadi maduku. Aku melayannya seperti adik sendiri. Hubungan kami yang dulunya baik bertambah mesra. Apa tidaknya, kami berkongsi sesuatu yang amat dekat di hati.

Dan, Faizah, menyedari dirinya adalah orang baru dalam keluarga, sentiasa berlapang dada menerima teguranku. Katanya, aku lebih mengenali Abang Harris dan dia tidak perlu bersusah payah untuk cuba mengorek sendiri apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh Abang Harris. Aku, sebagai kakak, juga sentiasa berpesan kepada Faizah supaya sentiasa menghormati dan menjaga hati Abang Harris. Aku bersyukur, Faizah tidak pernah mengongkong suamiku. Giliran kami dihormatinya.

Walaupun kini masa untuk aku bersama dengan suamiku terbatas, tetapi aku dapat merasakan kebahagiaan yang semakin bertambah apabila kami bersama. Benarlah, perpisahan sementara menjadikan kami semakin rindu. Waktu bersama, kami manfaatkan sebaiknya. Alhamdulillah, suamiku tidak pernah mengabaikan aku dan Faizah. Aku tidak merasa kurang daripada kasih sayangnya malah aku merasakan sayangnya padaku bertambah. Kepulangannya kini sentiasa bersama sekurang-kurangnya sekuntum mawar merah. Dia menjadi semakin penyayang, semakin romantik. Aku rasa aku harus berterima kasih pada Faizah kerana kata suamiku, Faizahlah yang selalu mengingatkannya supaya jangan mensia-siakan kasih sayangku padanya.

Memang aku tidak dapat menafikan, adakalanya aku digigit rindu apabila dia pulang untuk bersama-sama dengan Faizah. Rindu itu, aku ubati dengan zikrullah. Aku gunakan kesempatan ketiadaannya di rumah dengan menghabiskan masa bersama Kekasih Yang Agung. Aku habiskan masaku dengan mengalunkan ayat-ayatNya sebanyak mungkin. Sedikit demi sedikit kesedihan yang ku alami mula pudar. Ia diganti dengan rasa ketenangan. Aku tenang beribadat kepadaNya. Terasa diriku ini lebih hampir dengan Maha Pencipta.

Soal anak-anak, aku tidak mempunyai masalah kerana sememangnya aku mempunyai pembantu rumah setelah aku melahirkan anak kedua. Cuma, sewaktu mula-mula dulu, mereka kerap juga bertanya kemana abah mereka pergi, tak pulang ke rumah. Aku terangkan secara baik dengan mereka. Mereka punyai ibu baru. Makcik Faizah. Abah perlu temankan Makcik Faizah seperti abah temankan mama. Anak-anakku suka bila mengetahui Faizah juga menjadi ‘ibu’ mereka. Kata mereka, Makcik Izah baik. Mereka suka ada dua ibu. Lebih dari orang lain. Ahhh… anak-anak kecil. Apa yang kita terapkan itulah yang mereka terima. Aku tidak pernah menunjukkan riak kesedihan bila mereka bertanya tentang Faizah.

Bagiku Faizah seperti adikku sendiri.
Kadang-kadang, bila memikirkan suamiku menyayangi seorang perempuan lain selain aku, memang aku rasa cemburu, rasa terluka. Aku cemburu mengingatkan belaian kasihnya itu dilimpahkan kepada orang lain. Aku terluka kerana di hatinya ada orang lain yang menjadi penghuni. Aisyah, isteri Rasulullah jua cemburukan Khadijah, insan yang telah tiada. Inikan pula aku, manusia biasa. Tapi….. ku kikis segala perasaan itu. Cemburu itukan fitrah wanita, tanda sayangkan suami.

Tetapi cemburu itu tidak harus dilayan. Kelak hati sendiri yang merana. Bagiku, kasih dan redha suami padaku itu yang penting, bukan kasihnya pada orang lain. Selagi aku tahu, kasihnya masih utuh buatku, aku sudah cukup bahagia. Dan aku yakin, ketaatan, kesetiaan dan kasih sayang yang tidak berbelah bahagi kepadanya itulah kunci kasihnya kepadaku. Aku ingin nafasku terhenti dalam keadaan redhanya padaku, supaya nanti Allah jua meredhai aku. Kerana sabda Rasulullah s.a.w

“Mana-mana wanita (isteri) yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meredhainya, maka ia akan masuk ke dalam syurga.” (Riwayat-Tirmizi, al-Hakim dan Ibnu Majah).

Sungguh bukan mudah aku melalui semuanya itu. Saban hari aku berperang dengan perasaan. Perasaan sayang, luka, marah, geram, cemburu semuanya bercampur aduk. Jiwaku sentiasa berperang antara kewarasan akal dan emosi. Pedih hatiku hanya Tuhan yang tahu. KepadaNyalah aku pohon kekuatan untuk menempuhi segala kepedihan itu. KepadaNyalah aku pinta kerahmatan dan kasih sayang, semoga keresahan hati ini kan berkurangan.

Namun, jika aku punya pilihan, pastinya aku tidak mahu bermadu. Kerana ia sesungguhnya memeritkan. Perlukan ketabahan dan kesabaran. Walau bagaimanapun, aku amat bersyukur kerana suamiku tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya. Dan aku juga bersyukur kerana menjadi intan terpilih untuk menerima ujian ini.

Glosari
1berkhalwat - mengasingkan (memencilkan diri di tempat yg sunyi (kerana bertafakur, beribadat, dll)
2mengkoreksi - meneliti dan membetulkan kesalahan (pd karangan dll)
Related Posts with Thumbnails